Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta memiliki target membuat 5.000 sumur resapan (drainase vertikal) pengendali banjir sampai akhir tahun 2020. Namun, jelang dua bulan sampai akhir Desember, pembuatan sumur resapan masih mencapai 60 persen dari target.

"Untuk tahun ini, target kita sekitar 5000 titik. Sekarang, perkiraan sudah 3000-an dan kita jalan terus," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI, Juaini Yusuf saat dihubungi, Rabu, 11 November.

Bahkan, saat September lalu, Juaini menyebut target pembuatan sumur resapan hingga akhir tahun ini sebanyak 300 ribu. Namun, Pemprov DKI mengurangi target pembuatan sumur resapan menjadi 5.000 sampai Desember 2020. "Nanti, di awal Januari kita lanjut lagi," tuturnya.

Juaini mengungkapkan alasan sulitnya pembuatan sumur resapan yang masif. Kata dia, vendor yang ingin mengerjakan proyek ini masih belum banyak didapatkan.

"Katalog vendor baru ada dua, nih. Memang kurang. Rencananya, kita akan membuka vendor-vendor baru yang bisa mengerjakan lebih banyak," ucap Juaini.

Ia menargetkan, vendor yang didapatkan bisa lebih banyak pada awal tahun 2021. Selain itu, akan ada kerja sama hibah dengan masyarakat. Sebab, saat ini, Pemprob DKI baru bisa membuat sumur resapan di aset milik pemerintah.

"Dengan masyarakat, nanti kita kasih barangnya. Mereka yang kerjakan masing-masing di halaman yang cukup. Rencananya, kita juga imbau masyarakat mengajukan kalau memang mau ikut andil dalam pembuatan vertikal drainase," tuturnya.

Sebagai informasi, pembuatan sumur resapan ini masuk dalam salah satu perintah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Instruksi Gubernur Nomor 52 Tahun 2020 Tentang Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim.

"Kita terus membangun sumur resapan. Tahun ini, target sekitar 300 ribu di lokasi yang dianggap rawan genangan, disebar di 5 wilayah (kota administratif)," kata Juaini pada Rabu, 23 September.

Sebenarnya, kelanjutan pembuatan sumur resapan sebenarnya sudah direncanakan sejak awal tahun ini. Namun, akibat pandemi COVID-19, Pemprov DKI mesti mengalihkan anggaran penanggulangan banjir untuk penanganan COVID-19 dan dampak ekonominya.

Adapun, lokasi pembuatan sumur resapan paling banyak berada di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Sementara, lokasi sumur resapan di Jakarta Utara tak akan dibuat dalam jumlah banyak.

"Untuk lokasinya, kita melihat tanahnya yang masih ada dan juga tidak ada air laut yang masuk. Karena, kalau  di (Jakarta) Utara, baru kita gali 1 meter saja, air sudah masuk. Enggak mungkin kita bisa buat disitu," jelas Juaini.