PPKM Level 3 Batal, Politisi PDIP: Jangan Lengah, Tetap Waspada
Ilustrasi (Foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo, mewanti-wanti seluruh elemen bangsa untuk tidak lengah dengan bahaya penularan COVID-19. Imbauan ini menyusul pembatalan pemberlakuan PPKM level 3, yang rencananya diterapkan pemerintah pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kewaspadaan, menurut Rahmad, perlu ditingkatkan dengan terus menerapkan protokol kesehatan ketat secara nasional. Mengingat, beberapa negara tengah mengalami gelombang ketiga COVID-19.

"Meskipun pemerintah telah memutuskan pembatalan level 3 dalam liburan Nataru secara nasional, kita imbau untuk tidak lengah dan terus meningkatkan kewaspadaan secara nasional terhadap ancaman gelombang 3 dengan terus melakukan secara masif dan ketat penggunaan protokol kesehatan. Mengingat negara lain dengan tingkat program vaksinasi tinggi seperti eropa gelombang COVID-19 masih tinggi," ujar Rahmad, Rabu, 8 Desember. 

Meski saat ini tingkat vaksinasi komplet sudah sampai 56 persen dan vaksin tahap 1 sudah lebih dari 70 persen secara nasional, anggota komisi bidang kesehatan itu mengingatkan, sebagaimana yang terjadi pada negara-negara di Eropa bahwa gelombang COVID-19 yang tinggi masih dapat mengintai.

"Karenaya vaksinasi serta protokol kesehatan wajib dan tidak boleh kendor," tegasnya.

Legislator Jawa Tengah itu menekankan, pembatalan PPKM level 3 secara nasional sekaligus memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk menjadi panglima penanganan COVID-19 di wilayah mereka. "Artinya, masing-masing daerah yang akan menjadi panglima pengendalian COVID-19 di daerahnya melalui pengetatan liburan Nataru di setiap daerah," kata Rahmad.

Disisi lain, politisi PDI Perjuangan ini meminta agar kebijakan pemerintah pusat tersebut sebaiknya bersifat dinamis dan situasional, mengingat varian Omicron yang kini mengancam global.

"Artinya situasional dan kekinian setiap saat bisa menyesuaikan di perketat dinaikan levelnya maupun di sesuaikan dan kekinian. Intinya kita tidak boleh kecolongan ancaman gelombang ketiga dan situasi global, khusus untuk Nataru yang terus dan tetap diperketat dan pengetatan masif di semua daerah," jelasnya.

Rahmad meminta pemerintah untuk terus meningkatkan pencapaian program vaksinasi demi menciptakan kekebalan kelompok.

"Meskipun disampaikan bahwa kekebalan kita telah meningkat bukan berarti kita bebas dan anggap COVID-19 tidak ada. Tapi, COVID-19 masih bahaya, COVID-19 masih mengancam. Untuk itu jangan terlena dengan kondisi kekebalan kita naik. Sebagai cermin eropa yang terjadi gelombang besar saat ini di saat valsinasi lebih tinggi dari Indonesia," paparnya.

Rahmad juga meminta masyarakat luas untuk tidak eforia dan tetap waspada dengan tidak memaksakan keluar kota liburan dan berkunjung ke keluaraga jauh di liburan Natal dan tahun baru. 

"Ingat banyak pihak liburan Nataru telah disampaikan menjadi ancaman gelombang ketiga COVID-19 dan ini harus menjadi tugas kita semua pihak antisipasi. Terhadap tempat-tempat pusat ekonomi dan pariwisata untuk tetap memperhatikan ketentuan sesuai level masing-masing dan tidak eforia dan lengah dengan membuka di luar kapasitas dan terus ketat menjalankan protokol kesehatan," tandas Rahmad Handoyo. 

Terkait