BANGLI - Fenomena hujan es sebesar kelereng terjadi di Desa Wisata Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli, Bali.
"Di Desa Wisata Penglipuran ada hujan es. Cuma warga tidak dapat mendekomentasikan karena langsung mencair," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa saat dihubungi, Jumat, 26 Februari.
Awalnya cuaca Bangli khususnya di daerah kota turun hujan deras disertai angin.
"Fenomena hujan es itu sekitar tiga detik. Butiran-butiran itu turun banyak, mungkin sebesar kelereng. Cuma tidak ada didokumentasikan," imbuhnya.
Selain itu, beberapa warga juga sempat memposting hujan es tersebut. Namun, dari informasi tidak ada kerusakan rumah dengan adanya fenomena hujan es tersebut.
"Cuma postingan warga yang banyak. Tidak ada (kerusakan)," ujar Sutapa.
Sementara itu,Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menerangkan, awal terjadinya fenomena hujan es di Bangli.
Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Iman Faturahman menerangkan, salah satu terbentuknya hujan es karena dampak adanya awan cumulonimbus.
"Memang benar salah satu dampak adanya awan CB adalah terbentuknya hujan es," kata Iman terpisah.
BACA JUGA:
Gambaran secara umum, fenomena ini berawal dengan udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Kemudian, udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan.
"Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (atau) awan putih berlapis-lapis, diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol," imbuhya.
Kemudian, tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan cumulonimbus (CB).
"Jika 1 (atau) 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi atau pancaroba, penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak. Sifat-sifat puting beliung angin kencang berdurasi singkat," ujar Iman.
Hujan lebat disertai hujan es, itu biasanya sangat lokal luasannya berkisar 5 atau 10 km dan waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit dan lebih sering terjadi pada peralihan musim pancaroba dan sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari.
"Hanya berasal dari awan cumulonimbus bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya. Tetapi tidak semua awan CB menimbulkan puting beliung, kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama," ujar Iman.