Bagikan:

JAKARTA - Single terbaru Marilyn Manson, Don't Chase The Dead terlempar dari tangga lagu Mainstream Rock Airplay Billboard, seminggu setelah sejumlah perempuan menuding rocker tersebut melakukan pelecehan dan penyerangan seksual.

Don't Chase The Dead, sebuah lagu dari album Manson rilisan tahun lalu, We Are Chaos, keluar dari top 40 Mainstream Rock Airplay setelah menghabiskan 12 pekan di tangga lagu. Pekan lalu sempat berada di posisi ke-34.

Adapun total streaming on-demand lagu-lagu Manson naik 7 persen pada pekan yang berakhir 4 Februari menjadi 6 juta. Penjualan digitalnya mencapai 2.000, meningkat 40 persen.

Pekan lalu, aktris Evan Rachel Wood menyebut Manson sebagai pelaku kekerasan seksual dalam postingan Instagram-nya.

“Nama pelaku kekerasan terhadap saya adalah Brian Warner yang juga dikenal sebagai Marilyn Manson. Dia mulai memanipulasi saya ketika masih remaja dan melecehkan saya selama bertahun-tahun,” tulis Wood.

Pemain Thirteen ini juga menceritakan bahwa otaknya ‘dicuci’ sampai ia mematuhi Manson. Kini Wood sudah tidak merasa takut untuk mengungkap siapa nama pelaku setelah menutupinya tanpa alasan yang jelas.

“Saya di sini untuk mengungkap pria berbahaya ini dan memanggil industri yang mengizinkan (Manson), sebelum dia menghancurkan hidup orang lain. Saya berdiri bersama banyak korban yang tidak akan diam,” kata Wood menutup tulisannya.

Setelah Wood, beberapa wanita lain juga membagikan pengalaman mereka dan mengklaim Manson melakukan hal serupa. Para korban mengalami trauma berat dan menjalani pemulihan meskipun kejadiannya sudah lewat.

Sehari berselang, Manson membantah tudingan kekerasan seksual baik yang dilontarkan Wood maupun wanita-wanita lainnya.

“Seni dan hidup saya jelas menjadi magnet untuk kontroversi, tetapi klaim tentang saya baru-baru ini adalah distorsi realita yang menyeramkan,” kata Manson melalui akun Instagram pada 2 Februari.

“Hubungan intim saya selalu dilakukan atas dasar konsensual dengan partner. Terlepas dari bagaimana dan mengapa mereka memilih menginterpretasi masa lalu, itulah kenyataannya.”