Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melaporkan bahwa progres fisik Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, telah mencapai 98,52 persen dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2024.

Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, menginstruksikan agar penyelesaian konstruksi Bendungan Jlantah dapat dilakukan secara hati-hati dengan tetap memperhatikan aspek kualitas dan keselamatan.

"Semoga bendungan ini bisa segera diresmikan pada Januari 2025," ujar Diana dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 21 Desember 2024.

Pekerjaan konstruksi bendungan ini dilaksanakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp1 triliun.

Bendungan Jlantah didesain dengan tinggi 70 meter, panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak 690 meter. Dengan luas genangan 50,45 hektare (ha), bendungan ini dapat menampung air hingga 10,97 juta meter kubik yang bersumber dari Sungai Jlantah dan Puru.

Setelah rampung, Bendungan Jlantah akan memiliki manfaat suplai air irigasi untuk Kabupaten Karanganyar seluas 1.494 hektare, terdiri dari 806 hektare daerah irigasi yang sudah ada (peningkatan IP 172 persen menjadi 272 persen) dan 688 ha irigasi baru (IP 272 persen).

Infrastruktur air ini juga berfungsi menyediakan air baku sebesar 150 liter per detik untuk Kecamatan Jumapolo, Jumantono, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar.

Selain itu, Bendungan Jlantah dapat mereduksi banjir sebesar 70,33 meter kubik per detik atau 51,26 persen dari debit banjir periode ulang 50 tahun. Terdapat juga potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW dan potensi pariwisata.

"Setelah konstruksi bendungan selesai, saya minta agar langsung dilanjutkan dengan penyediaan jaringan irigasi agar masyarakat bisa segera merasakan manfaatnya," tutur Diana.