Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat dan Rusia sebagian bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan oleh cabang Suriah dari kelompok teroris PKK, YPG baru-baru ini di Suriah utara, sebut Menteri Luar Negeri Mevlüt Avuşoğlu Rabu, menambahkan kedua negara tidak menepati janji mereka.

Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Nikaragua Denis Moncada Colindres di ibu kota Ankara, Avuşoğlu menegaskan kembali Turki akan melakukan apa yang diperlukan untuk melenyapkan teroris dari Suriah utara, merujuk pada YPG, yang berulang kali menargetkan pasukan Turki di wilayah tersebut.

"Rusia dan Amerika Serikat juga bertanggung jawab atas serangan YPG/PKK di Turki," jelasnya, seraya menambahkan kedua negara tidak menepati janji mereka untuk memastikan YPG mundur dari wilayah perbatasan Suriah, mengutip Daily Sabah 13 Oktober.

Menlu Turki juga mengatakan, meskipun Amerika Serikat mengutuk serangan YPG, namun Washington terus memberikan senjata kepada teroris.

AS Selasa malam menyampaikan belasungkawa kepada keluarga petugas polisi Turki yang tewas di Suriah oleh YPG yang didukung AS. Ia juga mengutuk penembakan lintas perbatasan YPG baru-baru ini terhadap Turki.

Dalam pesan Twitter, Kedutaan Besar AS di Ankara mengatakan: "Kedutaan Besar AS menyampaikan belasungkawa kepada keluarga perwira Polisi Nasional Turki yang tewas di Suriah. Kami mengutuk serangan lintas batas terhadap Sekutu NATO kami Turki di Karkamış. #WeAreNATO # Lebih Kuat Bersama."

Kemudian pada hari yang sama, Departemen Luar Negeri AS juga mengutuk serangan lintas batas dari Suriah terhadap Turki.

"Kami mengutuk serangan lintas perbatasan terhadap sekutu NATO kami Turki. Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga petugas polisi nasional Turki yang tewas di Suriah," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada konferensi pers.

"Kami menggarisbawahi pentingnya mempertahankan garis gencatan senjata dan menghentikan serangan lintas batas," ujar Price.

"Sangat penting bagi semua pihak untuk mempertahankan dan menghormati zona gencatan senjata untuk meningkatkan stabilitas di Suriah dan bekerja menuju solusi politik untuk konflik tersebut," tambahnya.

teroris ypg
Ilustrasi pasukan khusus YPG. (Wikimedia Commons/Kurdishstruggle)

Diberitakan sebelumnya, dua petugas polisi Turki tewas dan dua lainnya terluka akibat serangan YPG di Azaz, Suriah utara. Teroris YPG/PKK menyerang kendaraan lapis baja dengan peluru kendali di daerah Operasi Perisai Efrat, sebut Kementerian Dalam Negeri Turki, menambahkan serangan itu diluncurkan dari wilayah Tal Rifaat.

Terpisah, peluru amunisi yang ditembakkan melintasi perbatasan dari Jarablus Suriah menyebabkan ledakan di dua lokasi terpisah di distrik Karkamış provinsi Gaziantep selatan, kata kantor gubernur. Peluru ketiga mendarat di Jarablus, katanya, seraya menambahkan bahwa peluru itu diyakini diluncurkan dari wilayah yang dikendalikan oleh YPG.

Azaz dan Jarablus telah berada di bawah kendali kelompok oposisi yang didukung Turki sejak operasi pertama Ankara ke Suriah pada 2016. Operasi itu bertujuan untuk mengusir teroris Daesh atau ISIS dan YPG dari perbatasannya dengan negara itu.

Ankara telah meluncurkan dua operasi lintas batas lainnya di Suriah melawan YPG, salah satunya menargetkan wilayah Afrin. Sementara itu, sebuah bom mobil juga menewaskan empat orang dan melukai enam lainnya di Afrin Senin, menurut sumber-sumber lokal.

Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan pada Hari Senin, Turki bertekad untuk menghilangkan ancaman yang berasal dari Suriah utara, dan menambahkan bahwa YPG membunuh dua petugas polisi Turki dalam serangan teroris adalah 'jerami terakhir'.

"Kami tidak memiliki kesabaran tersisa mengenai beberapa wilayah di Suriah yang berpotensi digunakan untuk serangan terhadap negara kami," tegas Presiden Erdogan dalam konferensi pers setelah pertemuan Kabinet.

"Kami bertekad untuk menghilangkan ancaman yang berasal dari sini baik dengan kekuatan yang aktif di sana atau dengan cara kami sendiri. Serangan terbaru terhadap polisi kami dan pelecehan yang menargetkan tanah kami adalah pukulan terakhir," tambahnya.

Untuk diketahui, PKK diakui sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Turki, dan Uni Eropa, dan dukungan Washington untuk afiliasinya di Suriah telah menjadi ketegangan besar dalam hubungan bilateral dengan Ankara. AS terutama bermitra dengan YPG di timur laut Suriah dalam perjuangannya melawan kelompok teroris Daesh, tetapi Turki sangat menentang kehadiran YPG di Suriah utara.