Ingin Menjadi Produsen Utama Vaksin COVID-19 di Tahun 2025, Korea Selatan Anggarkan Rp27,4 Triliun
Ilustrasi penelitian pengembangan vaksin COVID-19. (Wikimedia Commons/Maryland GovPics)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Selatan berencana untuk menginvestasikan 2,2 triliun won atau sekitar 1,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS), setara dengan Rp27.444.550.000.000 untuk menjadi salah satu dari lima basis manufaktur vaksin COVID-19 terbesar di dunia pada tahun 2025.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Presidennya Moon Jae-in pada perteuan komite publik-swasta, yang dibuat untuk mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan produksi vaksin di tengah kekurangan pasokan global dan penundaan pengiriman, kata Kantor Kepresidenan, Kamis kemarin.

Presiden Moon mengatakan, dia akan menetapkan vaksin COVID-19 sebagai salah satu dari tiga teknologi strategis nasional, bersama dengan semikonduktor dan baterai, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi, memberikan keringanan pajak dan menawarkan insentif lain untuk membantu perusahaan melokalisasi bahan, suku cadang, dan peralatan.

"Kami akan berusaha untuk mengambil lompatan ke depan untuk menjadi salah satu dari lima produsen vaksin global teratas pada tahun 2025," jelas Presiden Moon Jae-in dalam pertemuan tersebut, mengutip Reuters Kamis 5 Agustus.

"Proyek ini bertujuan untuk memelihara sekitar 200 ilmuwan medis baru, 10.000 profesional uji klinis dan 2.000 pekerja produksi bio setiap tahun," lanjut Presiden Moon.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Kwon Deok-cheol mengatakan dana tersebut juga akan digunakan untuk mendukung pengembangan vaksin dalam negeri, termasuk mengamankan teknologi asli untuk produk mRNA.

Tujuh produsen obat lokal akan meluncurkan fase ketiga uji klinis masing-masing pada paruh kedua tahun ini, dimulai dengan SK Bioscience (302440.KS) pada Bulan Agustus, kata Kwon.

vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin COVID-19. (Wikimedia Commons/Agência Brasília)

"Saat ini kandidat terdepan adalah vaksin berbasis protein (SK Bioscience), yang akan kami distribusikan untuk penggunaan umum awal tahun depan," terang Kwon dalam briefing.

"Perusahaan lokal juga membentuk konsorsium vaksin mRNA pada Juni, dengan tujuan mengembangkan vaksin Korea pada akhir tahun depan," ungkap Kwon.

Untuk mewujudkan impian ini, Presiden Moon menyebut dirinya berusaha terus memperluas kerja sama internasional, dengan menjalin kemitraan vaksin dengan Jerman, Inggris dan negara-negara lain, serta membawa investasi dan perusahaan asing.

Presiden Moon mengatakan, dirinya dan Presiden AS Joe Biden setuju untuk menjalin kemitraan yang memadukan keahlian vaksin AS dengan kapasitas produksi Korea Selatan, dalam pertemuan bilateral keduanya pada Mei lalu.

Panel tersebut termasuk ahli medis dan vaksin, pemodal ventura hingga pembuat obat termasuk SK Bioscience, Samsung Biologics, ST Pharm dan Ecell.

Untuk diketahui, Presiden Moon telah menjadikan penggerak produksi vaksin sebagai prioritas utama untuk sisa masa jabatannya, yang akan berakhir pada Maret, menghadapi tekanan di dalam negeri atas gelombang keempat COVID-19 dan kampanye imunisasi yang melambat.