Gelar Dialog Strategis: Menlu Retno Ingin Kembangkan Vaksin mRNA, Menlu Blinken Sebut Indonesia Mitra Kunci
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. (Sumber: Kementerian Luar Negeri)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menggelar pertemuan Dialog Strategis (1st Meeting of Strategic Dialogue) bersama dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken di Washington D.C, AS.

Isu kesehatan, kerja sama ekonomi, stabilitas kawasan dan internasional, serta perubahan iklim menjadi pembahasan kedua menteri luar negeri. Dalam keterangan Kementerian Luar Negeri Indonesia, Menlu Retno menyebut, sebagai negara demokrasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kemitraan strategis yang kokoh antara Indonesia dan AS akan merjadi aset bagi AS dalam meningkatkan engagement dengan Asia Tenggara dan Asia.

"AS juga salah satu mitra penting dalam mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific," sebut Menlu Retno, seraya menambahkan harapannya akan dukungan AS bagi Presidensi Indonesia di G-20 tahun depan.

Sementara itu, Menlu Blinken menyebut Indonesia sebagai salah satu mitra demokrasi yang kuat bagi AS, serta mitra kerja sama dalam berbagai hal. Ia pun mengapresiasi peran Indonesia dalam menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan.

"Indonesia merupakan mitra demokrasi kunci AS dan AS siap bekerja sama dalam berbagai isu-isu penting di kawasan. Indonesia adalah mitra demokrasi yang kuat bagi Amerika Serikat, kami bekerja sama di banyak bidang yang berbeda," tukas Menlu Blinken.

Dalam pembahasan kerja sama kesehatan, Menlu Retno menjajaki kerja sama dengan AS dalam penyediaan obat-obatan terapeutik, kerja sama pengembangan vaksin dengan teknologi mRNA serta penguatan sistem ketahanan kesehatan global untuk jangka panjang.

"Indonesia mengharapkan dukungan AS untuk dapat membangun kapasitas Indonesia dalam membuat vaksin teknologi terkini yang berbasis mRNA. Upaya kerja sama jangka panjang penting dalam upaya mengurangi kesenjangan akses global terhadap vaksin dan obat-obatan COVID-19 serta mengantisipasi potensi terjadinya pandemi di masa yang akan datang," terang Menlu Retno.

Dalam kesempatan tersebut, kedua menteri luar negeri juga membahas masalah keamanan yang terjadi di Myanmar serta Afghanistan. Keduanya sepakat pentingnya komitmen dan good faith pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai penyelesaian damai.

Sementara di bidang ekonomi, Menlu Retno memberikan penjelasan mengenai Undang-Undang Cipta Kerja yang diyakini dapat membantu meningkatkan investasi AS di Indonesia. Serta, keinginan untuk melanjutkan kembali pembahasan Limited Trade Agreement antara dua negara.

Dan, mengenai perubahan iklim, Menlu Retno menyebut Indonesia terus melakukan pemenuhan komitmen penurunan emisi di tahun 2030 mendatang, seraya mengharapkan AS dan negara maju dapat juga memenuhi komitmennya, termasuk penyediaan Climate Fund untuk mendukung program-program adaptasi.