Maksimalisasi Dosis Vaksin COVID-19 dari 1 Botol 6 Dosis jadi 1 Botol 7 Dosis, Aman?
Ilustrasi vaksin. (Sam Moqadam/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Di tengah masih terbatasnya jumlah dosis vaksin COVID-19 berbanding dengan banyaknya masyarakat yang menunggu vaksin. Memaksimalkan dosis ekstra dari setiap botol vaksin pun dilakukan. 

Praktik ini misalnya seperti yang dilakukan beberapa rumah sakit di Korea Selatan. Perawat berwenang menggunakan jarum suntik yang dirancang khusus, untuk memeras dosis ekstra vaksin COVID-19 dari setiap botol.

Praktik tersebut telah menimbulkan perdebatan tentang keamanan medis, hingga masalah komersial dari produsen yang mengenakan biaya berdasarkan dosis.

Pusat Medis Nasional Seoul mengatakan, praktik ini sebenarnya adalah proses yang aman dan mudah, yang seharusnya tidak perlu dipikirkan oleh negara-negara yang berjuang untuk menyediakan cukup vaksin COVID-19 dengan cepat.

"Dua perawat yang ditunjuk mengambil giliran untuk mengekstrak dosis dan masing-masing dari kami tidak mengalami kesulitan mendapatkan tujuh dosis dari setiap botol, memvaksinasi semua orang," kata Kim Eun-suk, spesialis terapi intravena yang mengambil giliran untuk mengekstraksi dosis vaksin COVID-19 Pfizer botol, yang resmi hanya untuk enam dosis, melansir Reuters.

Pada Hari Selasa, Kim mengatakan pihaknya memvaksinasi 629 orang dengan 90 botol vaksin Pfizer, dibanding dengan hanya 540 orang yang mendapat vaksin COVID-19 jika mengikuti standar enam dosis setiap botol.

"Dibutuhkan sekitar lima menit untuk mengekstrak dosis menggunakan jarum suntik khusus yang dirancang untuk meminimalkan volume sisa," katanya.

“Ekstraksi sendiri tidak sulit. Ini membutuhkan pemerasan dalam jumlah yang tepat dengan jarum suntik. Yang paling penting adalah sterilisasi dan menurut saya perawat mana pun akan mampu melakukannya," paparnya.

Atas saran perawat di berbagai fasilitas kesehatan, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) mempersilahkan jika rumah sakit akan menggunakan dosis yang tersisa. Tetapi, tidak menjadikannya standar baru, sebab dapat membebani petugas kesehatan. 

Presiden National Medical Center Chung Ki-hyun mengatakan, kontrak dengan produsen yang menjual berdasarkan dosis, seharusnya tidak menjadi penghalang bagi petugas kesehatan di tempat untuk menggunakan dosis yang tersisa, ketika mereka dapat menyelamatkan nyawa.

"Dengan hati-hati dan presisi, dosis ekstra tidak terlalu sulit untuk diekstraksi," tukasnya.

Tidak jelas berapa banyak rumah sakit di Korea Selatan yang menggunakan dosis ekstra, tetapi Chung mengatakan, mengikuti batasan resmi berarti membuang vaksin yang berpotensi menyelamatkan jiwa.

Para ahli terbagi tentang keputusan untuk mengekstrak dosis ekstra, karena mengumpulkan sisa vaksin dari beberapa botol dapat menyebabkan kontaminasi. Namun, dengan jarum suntik khusus, satu dosis ekstra penuh biasanya dapat diambil dari satu botol vaksin Pfizer, dan sebanyak dua dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca.

Mendesak kehati-hatian atas ekstraksi yang tidak tepat, Asosiasi Medis Korea (KMA) telah menyarankan anggotanya untuk membuang dosis yang tersisa di dalam botol.