Musim Panas, Mauritius Kembali Dibuka untuk Pelancong Internasional Setelah Penguncian 16 Bulan
Ilustrasi pantai di Mauritius. (Wikimedia Commons/Hansueli Krapf)

Bagikan:

JAKARTA - Mauritius baru saja membuka kembali perbatasannya untuk pelancong internasional, setelah ditutup selama 16 bulan terakhir akibat pandemi COVID-19.

Wisatawan yang telah divaksinasi dapat memilih untuk menginap di 14 'resort bubble', di mana mereka akan diizinkan untuk menggunakan beragam fasilitas, termasuk kolam renang dan menjelajahi pantai yang ditawarkan. Hotel-hotel ini sudah terdaftar di situs web Pariwisata Mauritius, untuk dipilih pengunjung saat mereka memesan penginapan.

Kendati demikian, wisatawan tidak akan dapat meninggalkan resor meski sudah divaksinasi, karena harus tetap berada di gelembung ini selama masa karantina 14 hari.

Bagi Mereka yang tinggal lebih lama dari dua minggu, dapat menjelajahi seluruh keindahan negara ini setelah mengantongi hasil tes PCR negatif.

"Mauritius dengan senang hati menyambut pengunjung internasional ke lingkungan kami yang aman dan terlindungi di pulau ini," kata Hon. Steven Obeegadoo, Wakil Perdana Menteri Mauritius sekaligus Menteri Pariwisata, mengutip Euronews Senin 19 Juli.

mauritius
Ilustrasi pantai di Mauritius. (Wikimedia Commons/HAI YANG)

Wisatawan yang datang ke Mauritius harus menjalani tes PCR antara lima atau tujuh hari sebelum keberangkatan dengan hasil negatif, yang diperlukan untuk memasuki pulau. Pelancong yang divaksinasi juga harus menjalani tes PCR pada saat kedatangan di bandara, pada hari ketujuh dan kemudian ke-14 dari liburan mereka.

Selain untuk wisatawan yang sudah divaksin, wisatawan yang belum menerima vaksin COVID-19 tetap dapat datang, memesan kamar selama 14 di hotel karantina resmi, di mana makanan akan dikirimkan ke kamar mereka.

Sebelum pandemi COVID-19, industri perhotelan dilaporkan menyumbang 24 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara, mempekerjakan hampir seperempat dari semua penduduk. Selain banyak restoran dan bar, Mauritius terkenal sebagai tujuan wisata dengan keindahan pantai pasir putih, perairan pirus dan terumbu karangnya.

Tanpa pengunjung, ekonomi Mauritius turun hingga 15 persen pada tahun keuangan terakhir yang berarti negara itu ingin pariwisata kembali.

Keputusan untuk membuka kembali sebagian pengunciannya dilakukan, setelah percepatan program vaksinasi COVID-19 nasional. Pekerja pariwisata dan staf hotel digolongkan sebagai pekerja garis depan, mendapat prioritas vaksin COVID-19.

Pada Bulan Juni tahun ini, Menteri Keuangan Renganaden Padayachy mengatakan, Mauritius menargetkan untuk menyambut 650.000 pengunjung selama 12 bulan ke depan. Kendati, pencabutan penguncian sepenuhnya belum setidaknya hingga 1 Oktober mendatang.