Melbourne Keluar dari Penguncian 262 Hari, PM Scott Morisson: Australia Siap Lepas Landas
Ilustrasi Melbourne, Australia. (Wikimedia Commons/Lenny K Photography)

Bagikan:

JAKARTA - Penduduk Melbourne berbondong-bondong ke pub, restoran dan salon rambut kota pada dini hari Jumat, setelah kota paling terkunci di dunia itu keluar dari serentetan pembatasan terbaru yang dirancang untuk memerangi penyebaran COVID-19.

Kota terbesar kedua di Australia tersebut sejauh ini telah mengalami 262 hari penguncian, atau hampir sembilan bulan, selama enam periode penguncian terpisah sejak Maret 2020, yang merupakan penguncian kumulatif terpanjang untuk kota mana pun di dunia.

Angka ini masih lebih lama dibandung dengan ibu kota Argentina, Buenos Aires, yang tahun lalu menjalani penguncian selama 234 hari berturut-turut.

Di Melbourne, orang-orang terlihat bersorak dan bertepuk tangan dari balkon mereka, sementara mobil membunyikan klakson terus menerus pada pukul 11:59 malam pada hari Kamis, ketika pembatasan penguncian berakhir.

Banyak tempat, termasuk gerai makanan dan bahkan tempat potong rambut, dibuka pada jam yang tidak biasa untuk acara tersebut.

Josh Mihan, pemilik toko tukang cukur 'The Bearded Man' di Melbourne, mengatakan kepada Reuters, dia hampir memesan untuk bulan depan dan dia mendorong pelanggan untuk membuat janji untuk Natal.

"Kami semua suka memotong rambut dan berada di lantai adalah perasaan yang menyenangkan, berada di sekitar orang-orang," katanya, mengutip Reuters 22 Oktober.

"Saya telah mendesak basis pelanggan kami, pastikan Anda telah memesan potongan Natal Anda," sambungnya.

Adegan gembira serupa terlihat di kota terbesar di negara itu, Sydney, hampir dua minggu lalu, ketika pihak berwenang mulai melonggarkan pembatasan karena tingkat vaksinasi COVID-19 meningkat.

Lebih dari 70 persen orang dewasa di Australia sekarang telah divaksinasi lengkap dan banyak penduduk berencana untuk terbang ke luar negeri, seiring dengan pelonggaran pembatasan perbatasan internasional mulai dilonggarkan November mendatang.

Mulai 1 November, pelancong internasional yang divaksinasi penuh yang tiba di Sydney dan Melbourne tidak perlu lagi dikarantina.

"Ini adalah hari yang indah, Australia siap lepas landas," sebut Perdana Menteri Scott Morrison tak lama setelah pengumuman Qantas.

"Gelembung perjalanan bebas karantina antara Australia dan Singapura dapat beroperasi mulai bulan depan," sambung PM Morrison, jika kesepakatan tercapai seperti yang diharapkan.

Dengan varian Delta yang mulai melanda pada akhir Juni, jumlah kasus infeksi COVID-19 di Australia lebih rendah daripada banyak negara yang sebanding, dengan sekitar 152.000 kasus dan 1.590 kematian.

Jumat ini, Negara Bagian Victoria melaporkan 2.189 kasus COVID-19 lokal baru dan 16 kematian pada Hari Jumat, menjadikannya pusat wabah Delta di Australia. Sementara, Sydney yang sebelumnya terpukul varian Delta, kini mencatat 345 kasus.

Di bawah aturan yang lebih santai, restoran dan kafe dapat dibuka kembali dengan hingga 20 orang di dalam ruangan dan 50 di luar ruangan, semuanya harus divaksinasi, sementara 10 tamu dapat berkumpul di rumah. Namun, masker akan tetap wajib.

Untuk diketahui, pembukaan kembali akan menjadi dorongan bagi ekonomi Australia senilai A$2 triliun dolar Australia (1,5 triliun dolar Amerika Serikat) setelah penguncian baru-baru ini mendorongnya ke ambang resesi kedua dalam beberapa tahun.