Jalani Penguncian COVID-19 Terlama di Dunia, Melbourne Dibuka Perlahan Mulai Kamis Tengah Malam
Ilustrasi COVID-19 di Melbourne, Australia. (Wikimedia Commons/Philip Mallis)

Bagikan:

JAKARTA - Jutaan orang di Melbourne bersiap untuk keluar dari penguncian COVID-19 terlama di dunia pada Kamis malam, ketika kasus-kasus mendekati level rekor, dengan pub, restoran dan kafe bergegas untuk mengisi kembali persediaan sebelum membuka pintu mereka.

Sejak awal Agustus, penduduk di kota terbesar kedua di Australia telah dikunci, keenam kali selama pandemi, untuk memadamkan wabah yang dipicu oleh varian Delta yang sangat menular.

Para pejabat telah berjanji untuk mencabut penguncian setelah vaksinasi dosis ganda untuk orang berusia di atas 16 tahun melebihi 70 persen di negara bagian Victoria, di mana Melbourne adalah ibu kotanya.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Hari Kamis mengkonfirmasi, negara bagian tersebut telah mencapai target itum dengan lebih banyak pembatasan diatur untuk dilonggarkan seiring vaksinasi COVID-19 mencapai 80 persen dan 90 persen.

"Jalan terpanjang telah dilalui di Victoria dan jalan panjang itu benar-benar mulai dibuka malam ini," kata PM Morrison kepada Seven News, mengutip Reuters 21 Oktober.

Mulai pukul 11:59 malam waktu setempat (1359 GMT) Kamis, pub dan kafe dapat memiliki 20 pelanggan yang divaksinasi penuh di dalam ruangan, denagn 50 orang di luar ruangan, sementara penata rambut dapat mengizinkan masuk untuk lima pelanggan. Namun, masker tetap menjadi kewajiban baik di dalam maupun di luar ruangan.

Pada saat itu, kota berpenduduk lima juta itu akan menghabiskan 262 hari kumulatif, atau hampir sembilan bulan, di bawah perintah tinggal di rumah sejak Maret 2020, terpanjang di dunia, melebihi penguncian 234 hari di Buenos Aires, menurut media Australia.

Ketika bisnis bersiap untuk menyambut pelanggan, infeksi harian naik menjadi 2.232 di Victoria pada hari Kamis, jumlah harian tertinggi kedua di yurisdiksi Australia mana pun selama pandemi.

Sempat berhasil meredam infeksi COVID-19 tahun 2020, Australia memilih untuk meninggalkan pendekatan nol COVID-19 untuk hidup dengan virus, seiring dengan meningkatnya vaksinasi setelah sebelumnya dihantam gelombang infeksi ketiga sejak pertengahan Juni lalu.

Terlepas dari gelombang varian Delta, Australia hanya mencatat sekitar 152.000 kasus dan 1.590 kematian, jauh lebih rendah daripada banyak negara yang sebanding.

Kasus di New South Wales, rumah bagi Sydney, naik untuk hari ketiga berturut-turut pada Kamis menjadi 372 dari 283 sehari sebelumnya.

Sementara, negara bagian Queensland yang bebas virus dalam keadaan waspada, setelah melaporkan kasus lokal baru pertamanya dalam dua minggu, seorang pengemudi rideshare yang tidak divaksinasi menghabiskan 10 hari di komunitas sementara berpotensi menularkan.

Pihak berwenang mengatakan mereka akan berkoordinasi dengan pihak perusahaan jika pengemudi telah bekerja saat dia menular. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan "mitra pengemudi tidak mengemudi dengan platform Uber sejak 19 September."

Sebelumnya, Sydney dan Canberra, ibu kota nasional, keluar dari penguncian minggu lalu setelah mempercepat target vaksinasi COVID-19. Negara bagian lain bebas COVID atau memiliki sangat sedikit kasus.