Bagikan:

JAKARTA - Setelah sebelumnya 40 lumba-lumba mati secara misterius dalam beberapa hari terakhir, para nelayan di Mauritius lalu bahu-membahu untuk menyelamatkan mamalia laut yang tersisa.

Para nelayan mengaku yakin kematian lumba-lumba erat kaitannya dengan tumpahan minyak di sebuah laguna setelah kapal Jepang MV Wakasio menabrak terumbu karang. Salah seorang nelayan, Yasfeer Heenaye mengungkap dirinya telah menghitung bahwa lumba-lumba yang mati sudah mencapai angka 40.

Untuk itu, Yasfeer dan nelayan lainnya kemudian bergerak untuk melakukan penyelamatan kepada puluhan lumba-lumba lainnya yang berada di dekat laguna.

Terkait dengan temuan luka di sekujur tubuh lumba-lumba, Yasfeer yakin hal itu terjadi karena penglihatan lumba-lumba sudah sedemikian terganggu oleh tumpahan minyak. Hal itu membuat banyak lumba-lumba menghantam terumbu karang saat berenang hingga mereka mendapat luka-luka fatal.

"Jika lumba-lumba tetap di dalam laguna, mamalia itu akan mati seperti yang lain. Kami mendorong lumba-lumba untuk keluar laguna, jadi lumba-lumba tidak akan terkontaminasi oleh minyak," katanya, dikutip Reuters, Senin, 31 Agustus.

Otoritas tak begitu saja mengamini. Mereka mengatakan kematian lumba-lumba bisa saja karena faktor lainnya. Oleh sebab itu, mereka meminta nelayan untuk menahan diri dari segala asumsi sampai hasil otopsi resmi diumumkan ke khalayak.

"Laporan otopsi awal tak menyebutkan bahwa minyak berperan. Namun kami mengirim beberapa sampel lumba-lumba yang mati ke La Reunion untuk menentukan mengapa hewan tidak bisa berenang dan radar mereka tidak berfungsi," Kata staf Kementerian Perikanan, Jasvin Sok Appadu.

Sehari sebelumnya, ribuan pengunjuk rasa telah berdemonstrasi di Ibu Kota, Port Louis. Mereka pun menuntut penyelidikan atas tumpahan minyak dan kematian lumba-lumba. Bahkan, beberapa di antaranya meminta pemerintah untuk mundur.