Ribuan Orang di Maritius Berunjuk Rasa atas Kematian Misterius 40 Lumba-Lumba di Laut Mereka
Demonstrasi menuntut pengusutan kematian lumba-lumba di Mauritius (Twitter/@shakeel_IE)

Bagikan:

JAKARTA - Ribuan orang bergabung dalam unjuk besar-besaran di Ibu Kota Mauritius, Port Louis. Unjuk rasa itu dipicu kematian misterius 40 lumba-lumba. Pengunjuk rasa menduga tumpahan minyak kapal Jepang sebagai penyebab petaka itu.

Dalam unjuk rasa yang digelar Sabtu, 29 Agustus lalu, para demonstran menuntut pemerintah segera melakukan penyelidikan atas tumpahan minyak itu. Mereka membawa sejumlah spanduk dengan gambar lumba-lumba berlumuran minyak, bertulis "Kehidupan kita penting."

Desakan ini serius. Para demonstran bahkan menuntut pemerintah mundur jika tak dapat menangani masalah tumpahan minyak MV Wakashio yang konon terjadi karena kapal tersebut menabrak terumbu karang.

“Kami tidak mempercayai pemerintah dan informasi yang mereka berikan kepada kami terkait pengelolaan dan tanggapan terhadap tumpahan minyak,” kata seorang pengunjuk rasa yang juga ilmuwan lingkungan, Fabiola Monty, dikutip Reuters.

Unjuk rasa itu langsung ditanggapi empunya kebijakan. Pemerintah dikatakan akan segera melakukan otopsi terhadap semua lumba-lumba yang mati. Tak hanya itu. Mereka juga akan membentuk komisi untuk menyelidiki kasus tumpahan minyak.

Pemerintah juga menambahkan, kini dua investigasi sedang dilakukan. Satu investigasi digawangi oleh polisi yang akan meminta tanggung jawab awak kapal. Sisanya, investigasi akan dilakukan oleh pejabat senior Kementerian Perkapalan Mauritius sehubungan dengan kejadian tumpahan minyak.

Sejauh ini, dokter hewan yang telah mengotopsi dua lumba-lumba mati mengatakan tak ada jejak minyak di tubuh lumba-lumba. Dokter hewan itu justru mengungkap lumba-lumba malah menunjukkan tanda cedera yang bukan berasal dari tumpahan minyak.

Meski begitu, dalam beberapa hari ke depan hasil otopsi kematian diumumkan langsung oleh pihak dari Kementerian Perikanan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tranparansi kepada warga Mauritius.

Akan tetapi, warga Mauritius mengharapkan hadirnya masyarakat sipil selama otopsi dan meminta pemerintah melibatkan ahli spesialis independen untuk mengungkap kasus kematian misterius lumba-lumba.