Selandia Baru Berencana Longgarkan Pembatasan Perbatasan Domestik Auckland Mulai Bulan Depan
Ilustrasi sentra vaksinasi COVID-19 di Selandia Baru. (Wikimedia Commons/Catsandthings)

Bagikan:

JAKARTA - Perbatasan domestik di sekitar kota terbesar Selandia Baru, Auckland, akan dibuka kembali mulai 15 Desember untuk orang-orang yang divaksinasi penuh dan mereka yang hasil tesnya negatif COVID-19, kata Perdana Menteri Jacinda Ardern, Rabu.

Auckland adalah pusat wabah varian Delta yang menular dari COVID-19 di Selandia Baru, telah dikunci dari negara lain selama lebih dari 90 hari.

Tetapi, dengan lebih dari 80 persen penduduk Auckland dan seluruh negara telah menerima vaksin COVID-19 dosis penuh, inilah saatnya untuk membuka kemampuan untuk bepergian lagi, kata Ardern pada konferensi pers.

"Penduduk Auckland sekarang dapat memesan perjalanan dan akomodasi musim panas dengan percaya diri dan bisnis di dalam Auckland dan di seluruh negeri dapat merencanakan untuk pelancong musim panas," ujar PM Ardern mengutip Reuters 17 November.

Sebagai syarat, wisatawan harus divaksinasi sepenuhnya atau menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif dalam waktu 72 jam setelah keberangkatan. Orang yang melanggar aturan akan dikenakan denda pelanggaran sebesar 1.000 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp9.989.268.

Rincian tentang pelonggaran pembatasan perbatasan internasional akan dirilis sebelum akhir tahun, sambung PM Ardern.

Selandia Baru hanya mengizinkan warganya atau penduduk tetapnya untuk memasuki negara itu, tetapi jumlah orang yang kembali dikendalikan dengan membatasi ruang yang tersedia di fasilitas karantina negara setiap minggu, sehingga menyulitkan banyak orang untuk melakukan perjalanan pulang.

Untuk diketahui, Selandia Baru sebagian besar telah berhasil mengejar strategi eliminasi wabah varian Delta, membuat PM Ardern untuk beralih ke fokus hidup berdampingan bersama virus dengan vaksinasi yang lebih tinggi.

Dia mengatakan kabinet akan mengkonfirmasi pada 29 November keputusannya untuk memindahkan Auckland dan seluruh negara itu ke dalam sistem lampu lalu lintas baru (zona merah, kuning, hijau) yang akan mengakhiri penguncian, menggunakan jarak sosial dan langkah-langkah lain untuk membatasi penyebaran virus.