Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia bersama dengan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta sepakat untuk memajukan kerja sama kedua negara di berbagai bidang, dalam gelaran 10th Joint Ministerial Commission yang dipimpin keduanya dan berlangsung terbuka, bersahabat serta konstruktif.

Dalam keterangan pers bersama usai pertemuan Menlu Retno menyebut, sebagai mitra penting Indonesia di kawasan Pasifik, Selandia Baru memiliki kemitraan yang komprehensif sejak tahun 2018, menjadi fondasi yang kuat bagi kedua negara meningkatkan kerja sama.

Di bidang Ekonomi, Menlu Retno menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan Selandia Baru dalam gelaran Pacific Exposition ke-2 yang berlangsung 27-30 Oktober 2021.

Hasil menggembirakan dicapai dalam gelaran kali ini, dengan jumlah pengunjung mengalami kenaikan sebesar 50 persen menjadi 11 ribu orang dibanding penyelengaraan pertama. Selain itu, nilai transaksi bisnis dalam penyelenggaraan kali mencapai 104 juta dolar AS atau mengalami kenaikkan sebesar 40 persen.

Selain itu, kendati masih memerlukan kerja kerja untuk mencapai target 2,8 miliar dolar AS pada tahun 2024 mendatang, trenperdagangan bilateral kedua negara naik sebesar 37 persen year-on-year mencapai 1,25 miliar dolar AS pada September lalu.

"Pentingnya perdagangan bilateral yang lebih seimbang, oleh karena itu, saya meminta kepada Selandia Baru untuk dapat membuka akses pasar bagi produk buah-buah tropis Indonesia, serta penguatan investasi dan program peningkatan kapasitas di bidang pertanian dan peternakan di Indonesia," sebut Menlu Retno dalam keterangan pers virtual.

"Dan saya berharap kerja sama perdagangan seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement dan RCEP dapat dimanfaatkan untuk mendorong perdagangan dan investasi," sambungnya.

Selain ekonomi, Selandia Baru dapat menjadi mitra di bidang transisi energi. Salah satu kerja sama yang dapat terus dikembangkan adalah di bidang geothermal.

"Kemitraan di bidang energi telah ditunjukkan antara lain melalui pembangunan Flores Geothermal Island di Nusa Tenggara Timur dan pembangunan pipeline di Maluku dalam kerangka the New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES)," sebut Menlu Retno.

Dalam kesempatan tersebut Menlu Retno juga mengatakan, Indonesia memiliki perhatian yang besar terhadap negara-negara di Pasifik selama keketuaan Indonesia di G20. Terlebih, Selandia Baru saat ini duduk sebagai Ketua APEC.

Sementara mengenai masalah kawasan Indo-Pasifik, Menlu Retno mengajak Selandi Baru untuk bermitra dengan ASEAN dalam memajukan implementasi 4 prioritas kerja sama, yaitu di bidang maritim, koneketivitas, SDGs dan perdagangan-investasi dalam konteks AOIP.

"Saya juga menyambut baik peningkatan kerja sama kesehatan yang telah dilakukan selama pandemi. Sejauh ini, Selandia Baru telah memberikan dukungan pada Indonesia berupa vaksin, ventilator, rapid test dan dukungan untuk Eijkman Institute," tandas Menlu Retno.