Selandia Baru Buka Penuh Perbatasan Internasionalnya pada Akhir Juli, Pekerja hingga Turis Bisa Kembali ke Negeri Kiwi
Ilustrasi aktivitas di bandara Wellington, Selandia Baru. (Wikimedia Commons/Phillip Capper)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan pada Hari Rabu, negara itu akan sepenuhnya membuka kembali perbatasan internasionalnya pada 31 Juli 2022 mulai pukul 23:59 waktu setempat.

Pembukaan tersebut juga ditandai denagn kembalinya kapal pesiar ke pelabuhan lokal Negeri Kiwi pada hari yang sama.

Rencana pembukaan perbatasan pada akhir Juli, maju dua bulan lebih awal dari kerangka waktu pemerintah sebelumnya, berarti pengunjung yang membutuhkan visa sekarang dapat datang ke Selandia Baru.

Dalam pidatonya pada makan siang Business NZ di Auckland, PM Ardern mengatakan membuka perbatasan akan membantu meringankan kekurangan keterampilan yang mendesak, membuka pariwisata dan menempatkan pengaturan imigrasi pada pijakan yang lebih aman.

"Kami sedang membangun rencana kami yang telah terbukti untuk mengamankan masa depan ekonomi Selandia Baru," jelas PM Ardern seperti melansir Reuters 11 Mei.

Bagian terakhir dari pembukaan kembali perbatasan bertahap akan membuka kembali negara itu untuk semua kategori visa, termasuk turis, pekerja, keluarga dan pelajar.

"Selandia Baru diminati dan sekarang terbuka penuh untuk bisnis. Ini akan menjadi berita gembira bagi keluarga, bisnis, dan komunitas migran kami," terang PM Adern mengutip Daily Mail.

"Ini juga memberikan kepastian dan waktu persiapan yang baik untuk maskapai penerbangan dan perusahaan kapal pesiar, yang berencana kembali ke Selandia Baru pada puncak musim semi dan musim panas," paparnya.

Pengumuman ini melegakan industri yang mencari lebih banyak pekerja terampil, universitas dan perguruan tinggi Selandia Baru serta keluarga imigran yang terpisah dari orang yang mereka cintai selama lebih dari dua tahun karena persyaratan visa.

Perubahan imigrasi termasuk proses yang disederhanakan dan perpanjangan visa untuk 20.000 migran yang sudah berada di negara itu, dalam upaya untuk mempertahankan pekerja terampil.

Juga termasuk 'Daftar Hijau' dari 85 peran yang sulit diisi, yang membahas area di mana ada kekurangan keterampilan.

Diharapkan daftar dan jalur menuju residensi akan membantu menarik pekerja kesehatan yang sangat terampil, insinyur, pekerja perdagangan dan teknologi untuk pindah ke Selandia Baru.