Akhiri Pembatasan COVID-19, Selandia Baru Adopsi Sistem Baru Hidup dengan Virus Mulai Desember
Ilustrasi COVID-19 center di Selandia Baru. (Wikimedia Commons/Alan Tennyson)

Bagikan:

JAKARTA - Selandia Baru akan mengadopsi sistem baru hidup dengan virus corona mulai 3 Desember, mengakhiri tindakan keras virus corona dan memungkinkan bisnis beroperasi di kota terbesarnya, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin.

Selandia Baru tidak mampu mengalahkan wabah varian Delta yang sangat menular dari COVID-19 yang berpusat di Auckland, memaksa PM Ardern untuk meninggalkan strategi eliminasinya yang terkenal, beralih ke sistem yang memperlakukan virus sebagai endemik.

Kota terbesarnya, Auckland, telah dikunci selama lebih dari 90 hari, meskipun beberapa tindakan dilonggarkan baru-baru ini.

"Kenyataan yang sulit adalah, varian Delta ada di sini dan tidak akan pergi, tetapi Selandia Baru siap untuk mengatasinya karena tingkat vaksinasi kami yang tinggi, langkah-langkah keamanan terbaru kami termasuk sistem lampu lalu lintas dan Pass Vaksin," terang PM Ardern mengutip Reuters 22 November.

Dalam sistem baru, wilayah akan dimasukkan ke dalam pengaturan merah, oranye atau hijau, seperti lampu lalu lintas, tergantung pada tingkat keterpaparan mereka terhadap COVID-19 dan tingkat vaksinasi. Auckland, yang merupakan pusat wabah, akan dimulai dengan warna merah.

PM Ardern mengatakan, sekitar 83 persen warga Selandia Baru yang memenuhi syarat telah divaksinasi penuh sekarang dan jika semua orang yang akan mendapatkan suntikan kedua mendapatkannya, jumlah itu akan meningkat menjadi 88 persen.

Pemerintah sebelumnya mengatakan negara itu akan menghentikan tindakan penguncian dan beralih ke sistem lampu lalu lintas baru, untuk mengelola wabah setelah 90 persen dari populasi yang memenuhi syarat divaksinasi sepenuhnya.

Untuk diketahui, Selandia Baru memberlakukan beberapa pembatasan pandemi paling ketat di antara negara-negara OECD yang telah membantu membatasi penyebaran COVID-19 sejauh ini, membantu ekonomi bangkit kembali lebih cepat daripada banyak rekan-rekannya.

Negeri Kiwi sejauh ini telah melaporkan sekitar 7.000 kasus dan 39 kematian. Perbatasan internasionalnya masih tetap tertutup untuk seluruh dunia.