Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Selandia Baru berencana membahas masalah penguncian pada Senin depan, saat kasus infeksi COVID-19 di negara tersebut kembali mengalami penurunan.

Jumat ini, Selandia Baru melaporkan 11 kasus infeksi COVID-19 baru, seluruhnya di Auckland yang merupakan kota terbesar negara ini, seiring dengan upaya untuk membatasi penyebaran COVID-19 varian Delta terus dilakukan.

Jumlah harian terbaru turun dari 13 infeksi COVID-19 yang tercatat pada Kamis dan terendah selama minggu ini, menjadikan jumlah total infeksi dari wabah saat ini, yang dimulai pada pertengahan Agustus sekitar 879 kasus.

Seiring dengan kondisi saat ini, Pemerintah Selandia Baru akan memutuskan pada Hari Senin apakah penguncian ketat di Auckland akan dilonggarkan atau diperpanjang.

"Saya benar-benar mengerti orang-orang di Auckland ingin melihat tingkat siaga diturunkan. Mereka telah melakukannya dengan disiplin," kata Wakil Perdana Menteri Grant Robertson pada konferensi pers, menmgutip Reuters Jumat 10 September.

"Tetapi hal yang telah membantu kami dengan baik adalah berhati-hati dan juga memastikan ketika kami melakukan pekerjaan, kami melakukannya sekali dan kami melakukannya dengan benar," tandasnya.

Sekitar 1,7 juta orang yang tinggal di Auckland tetap berada dalam penguncian tingkat 4 yang ketat, sementara pembatasan dilonggarkan di seluruh Selandia Baru pada awal pekan ini.

Penguncian dan penutupan perbatasan internasional oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern sejak Maret 2020 telah dikreditkan dengan mengekang COVID-19, sebagian besar membebaskan kegiatan sehari-hari bagi warga Selandia Baru.

Hanya ada 3.510 kasus COVID-19 di Selandia Baru sejak pandemi dimulai tahun lalu, dengan 27 kematian terkait. Tetapi, PM Ardern telah dikritik karena program vaksinasi yang lambat, ketika negara itu memerangi wabah varian Delta terbaru.

Untuk diketahui, Negeri Kiwi membeli sekitar seperempat juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech (PFE.N) dari Spanyol minggu ini untuk meningkatkan program inokulasi negara itu.