Antisipasi Perubahan Iklim, Greenland Tangguhkan Eksplorasi Minyak Bumi
Ilustrasi Kutub Utara. (Wikimedia Commons/Stefan Hendricks)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Greenland memutuskan untuk menangguhkan semua eksplorasi minyak di pulau terbesar di dunia tersebut, menyebutnya sebagai langkah alami, terkait dengan krisis iklim yang terjadi saat ini.

Belum ada minyak yang ditemukan di sekitar Greenland, tetapi, para pejabat di sana telah melihat potensi cadangan yang besar, sebagai cara untuk membantu Greenlanders mewujudkan impian lama mereka, merdeka dari Denmark dengan memotong subsidi tahunan sebesar 3,4 miliar kroner atau sekitar 540 juta dolar Amerika Serikat,

Pemanasan global berarti es yang mencair dapat mengungkap potensi sumber daya minyak dan mineral Greenland, yang jika berhasil disadap, dapat secara dramatis mengubah nasib wilayah semi-otonom berpenduduk 57.000 orang itu.

“Masa depan tidak terletak pada minyak. Masa depan adalah milik energi terbarukan, dan dalam hal itu kami memiliki lebih banyak keuntungan,” kata Pemerintah Greenland dalam sebuah pernyataan, mengutip CNA Minggu 18 Juli.

Pemerintah Greenland mengatakan ingin mengambil tanggung jawab bersama untuk memerangi krisis iklim global. Keputusan itu dibuat pada 24 Juni lalu, tetapi baru diumumkan Kamis 15 Juli.

Menteri Sumber Daya Alam Greenland Naaja Nathanielsen mengatakan, lingkungan dan dampak iklim dari ekstraksi minyak dan gas lebih lanjut dinilai terlalu tinggi, ditimbang terhadap potensi keuntungan dan finansial.

"Langkah ini diambil demi alam kita, demi perikanan kita, demi industri pariwisata kita, dan untuk memfokuskan bisnis kita pada potensi yang berkelanjutan," urai Nathanielsen, mengutip DW.

greenland
Ilustrasi penelitian di Kutub Utara. (Wikimedia Commons/Alfred Wegener Institute/Esther Horvath)

Survei Geologi Amerika Serikat sebelumnya memperkirakan, ada 17,5 miliar barel minyak yang belum ditemukan dan 148 triliun kaki kubik gas alam di Greenland, meskipun lokasi pulau yang terpencil dan cuaca buruk membuat eksplorasi terbatas, di Kutub Utara.

Sementara itu, Menteri Energi Kalistat Lund mengatakan, Greenland mengalami konsekuensi perubahan iklim setiap hari, sehingga ancaman perubahan iklim merupakan hal serius dan menganggap serius perubahan iklim.

"Parlemen, Naalakkersuisut, bekerja untuk menarik investasi baru untuk potensi tenaga air besar yang tidak dapat kita eksploitasi sendiri," tukas Lund.

Ketika pemerintah saat ini, yang dipimpin oleh Partai Inuit Ataqatigiit sejak pemilihan parlemen Bulan April, segera mulai memenuhi janji pemilihan dan menghentikan rencana penambangan uranium di Greenland selatan.

Greenland masih memiliki empat izin eksplorasi hidrokarbon aktif, yang wajib dipertahankan selama pemegang izin aktif melakukan eksplorasi. Mereka dipegang oleh dua perusahaan kecil.

Terpisah, keputusan Pemerintah Greenland untuk menghentikan eksplorasi minyak disambut oleh kelompok lingkungan Greenpeace, yang menyebut keputusan itu fantastis.

"Dan pemahaman saya adalah, lisensi yang tersisa memiliki potensi yang sangat terbatas," kata Mads Flarup Christensen, sekretaris jenderal Greenpeace Nordic, kepada majalah teknologi mingguan Denmark, Ingenioeren.