TANGERANG – Sutrisno, pengontrak rumah di Gang Samid Sian, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel) tak menyangka selama beberapa hari ia dan istrinya mandi air rendaman mayat. Sebab, untuk beberapa saat ia tak menyadari di toren airnya terdapat mayat laki-laki.
Kepolisian belum mengungkap suda berapa lama mayat itu membusuk di dalam toren air. Yang pasti, menurut pengakuan Sutrisno, ia dan istrinya merasakan air yang mengalir dalam rumahnya beraroma tidak sedap, busuk.
Kendati demikian, Sutrisno menganggap bahwa air berbau tak sedap itu akibat bangkai cicak. Ia meyakini itu karena Sutrisno pernah mengalaminya. Dia semakin yakin, lantara keadaan cuaca yang belakangan ini dianggap membuat air menjadi keruh.
“Dulu ya, pernah bau juga. Saya curiganya ke cicak. Bangkai cicak. Tapi kini kok airnya keruh. Saya bilang, 'alah, ini kan sudah musim kering. Mungkin dari pompanya'. Terus didiamkan sampai hari Senin,” kata Sutrisno kepada VOI di lokasi, Selasa, 28 Mei.
Beberapa hari kemudian, Sutrisno diminta istrinya untuk mengecek toren air yang ada di belakang rumah kontrakan. Sebab, terdapat banyak lalat di sekitar toren.
“Akhirnya, hari Senin (27 Mei) itu mulai bau banget, keruh, ada busanya. Sampai sekitar jam 2 siang, itu masih bau banget. Nah, bapak mertua kan dekat dari sini, bilang ke saya, "Tris, katanya airnya bau?', 'iya pak, bau banget'. Saya ajak dia ke kamar mandi. 'Ini masih bau pak, bau bangkai', 'oh iya ini bau bangkai,” ujarnya.
Karena penasaran, Sutrisno mencari sumber bau tak sedap di toren. Sampai akhirnya ia pun terkejut melihat ada benda cukup besar seukuran bantal ada di dalam toren. Ia pun masih tak menyadari bahwa benda yang dilihatnya itu adalah mayat.
“Banyak lalat, saat di cek awalnya dikira bantal. Kemudian saya panggil mertua saya, baru sama-sama cek. Ternyata mayat laki-laki,” sambungnya.
Rasa panik dan takut menyatu. Sutrisno segera lapor ke RT setempat. Pak RT pun melanjutkan laporan itu ke Polsek Pondok Aren.
Tibalah sejumlah petugas kepolisian dan anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke rumah kontrakan Sutrisno. Toren air di cek dan mengidentifikasi dan mengevakuasi mayat yang sudah membusuk di dalam toren.
BACA JUGA:
“Dari Jam 6 sore sampe jam 12 malam. Mayat itu baru dapat dikeluarkan. Toren dan besinya dipotong,” cerita Sutrisno.
Sutrisno menduga bila korban masuk ke dalam torennya pada Sabtu, 25 Mei, malam. Saat itu dirinya bersama keluarga juga sempat menggunakan air yang berisi jasad pria tersebut.
“Malam minggu belum begitu bau banget. Baru banget pas Senin. Jadi sebelumnnya sempat dipakai mandi, wudhu dan nyuci,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Gang Samid Sian, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin, 27 Mei, pukul 17.30 WIB, mendadak heboh usai ditemukannya mayat dalam toren air. Penemuan itu bermula saat salah satu warga mencium aroma tak sedap dari air yang mengalir di kamar mandi.
Kapolek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq menjelaskan, pemilik rumah mencium bau tidak sedap di kamar mandi rumahnya, dan air yang keluarkan dari keran mengeluarkan busa. Lalu dia meminta suaminya, Sutrisno untuk mengecek toren airnya.
“Cek toren air ukuran 1.500 Liter yang berada di atas, belakang rumah kontrakan. Saksi membuka penutup toren, lalu melihat di dalamnya ada benda sebesar bantal,” terang Kompol Bambang, saat dikonfimasi.