Bagikan:

JAKARTA - Pre White Party, Now Party Near Closet (NPNC) merupakan salah satu slogan pesta yang selalu dihembuskan salah satu akun hotel di bilangan, Kemang, Jakarta Selatan. Acara pesta ini digelar tiga hari diujung pekan. Namun untuk Jumat malam acara dengan slogan NPNC diadakan di rooftop yang berada di lantai 6, kerap didatangi komunitas gay. Gay merupakan bagian kelompok dari LGBT yang keberadaannya dilarang di bangsa ini.

Dari penelurusan tim VOI, acara yang diadakan di hotel di kawasan Jakarta Selatan itu, untuk hari Jumat di gelar khusus untuk kaum gay (homo) yang datang dengan pasangannya. Tak tanggung, Rooftop yang terbagi menjadi dua sisi out door dan indoor dengan kolam renang dan taman kecil dapat menampung 350 pengunjung. Tim VOI datang ke lokasi sebagai pengunjung setelah menghubungi nomor yang tertulis dalam flyer. Tujuannya untuk membuktikan apakan benar ada pesta khusus yang dihadiri oleh kaum gay.

Flyers White Party dan NPNC Ajakan untuk Para Gay Berkumpul
Banner promosi White Party. (IST)

Saat dihubungi nomor tersebut ternyata milik hotel yang berada di kawasan Kemang. Penjelasan terkait proses registrasi untuk masuk ke dalam pesta tersebut juga diberikan dengan ramah.

"Proses registrasi memang seperti ini untuk masuk ke pesta yang diadakan oleh pihak kami. Tujuannya untuk mempermudah pengunjung yang awam saat masuk sebelum diberikan gelang. Namun Jumat besok ini tidak acara karena akhir tahun. Acara NPNC akan ada lagi setelah tahun baru. Informasi selanjutnya akan kami berikan melalui pesan WhatsApp," kata bagian GRO kepada VOI melalui sambungan telepon, Kamis, 28 Desember.

Saat ditanya kenapa banyak pria dalam tanda petik setiap hari jumat, mereka menyebutkan kedatangan para pria itu sudah ada sejak hari Kamis-Sabtu. Namun puncaknya tepat di hari Jumat.

"Kami mengadakan acara setiap kamis hingga sabtu. Untuk Kamis dan Sabtu yang datang itu sekitar 150 orang. Namun pada hari Jumat bisa sampai tiga ratusan lebih. Padat sekali. Saya sarankan untuk lakukan registrasi ulang itu pada jam 21:30 atau 22:00 WIB. Karena jika setelah itu akan ada antrian dan biasanya panjang. Untuk orang awam sebaiknya berdiri di dekat bar saja untuk melihat-lihat jangan ikutan turun ke lantai untuk berdansa pasti sudah penuh," katanya.

Suasana malam di lantai 6, di Rooftop Hotel di Selatan Jakarta
Suasana pesta yang meriah. (Dok VOI)

Kamis malam diputuskan Tim VOI untuk mengikuti saran yang diberikan. Saat memasuki lantai satu hotel, memang terlihat agak aneh. Bukan lobi seperti hotel pada umumnya, melainkan cafe dan bagian recepsionis terletak agak masuk ke dalam. Pihak sekuriti yang tanpa senyum menanyakan kepada tim VOI tujuannya ingin ke mana. Setelah dijelaskan dan registrasi ulang, ditanyakan kembali ingin lewat tangga atau lift. Tim Voi memutuskan untuk menggunakan lift yang berbentuk kapsul dengan kaca di setiap sisinya.

Benar, hari Kamis malam itu tidak suasana rooftop tidak seramai yang diperkirakan. Sebut saja namanya Jay, salah seorang pengunjung pria yang sedang berdiri di dekat taman kecil di dekat kolam renang. Menurut Jay, acara untuk gay itu memang diadakan sesuai jadwal yang ditentukan pihak penyelenggara atau Even Organizer (EO). Dia juga menyebutkan jika acara khusus gay itu biasanya diisi dengan pasangannya masing-masing.

"Mereka itu (Kaum Gay-red) tidak akan terlihat atau terkesan sebagai gay saat ditemui di bawah. Bisa diketahui dengan jelas saat mereka lagi ada di lantai dansa sambil menari dengan pasangannya. Itu alasan tema yang digunakan closet," kata Jay kepada VOI.

Suasana Pagi di Roof Tof Lantai 6 di Hotel Jakarta Selatan
Rooftop Hotel yang menjadi tempat pesta. (Dok VOI)

Tak berlangsung lama, tepat pukul 23:00 WIB, Tim VOI keluar dari hotel dan mencari makna dari closet yang menjadi tema dari setiap acara yang digelar dari hotel tersebut. Berdasarkan Flyers berwarna biru, tema NPNC pada tanggal 22 Desember, ada tulisan Pre White dan tulisan Now Party Near Closet.

Arti Kata Closet (Lemari)

Awalnya kata ini jika menggunakan bahasa Inggris-Amerika mengacu pada ruangan pribadi kecil, seperti ruang untuk belajar atau berdoa. Dikutip dari journalofethics karya Hannah L. Kushnick dari Universitas Chicago, kata closet atau lemari sejak abad ke-17 dinilai sebagai ide tentang privasi seseorang yang ingin menyembunyikan fakta atau merahasiakan sesuatu.

Seseorang yang menyembunyikan fakta bahwa mereka gay dan digambarkan sebagai orang yang tertutup, atau sebagai seorang homoseksual. Mengeluarkan seseorang, yang berarti mengungkapkan bahwa mereka gay, adalah cara singkat untuk mengatakan “memaksa mereka keluar dari lemari”. Lemari berasal dari kata dekat, yang baik dalam arti “dekat” dan “menutup” berasal dari bahasa Latin claudere “menutup”, juga merupakan sumber dari seseorang yang mengurung atau menutup diri.

Lemari juga bisa digunakan sebagai sebuah simbol perlindungan dari bahaya yang mengancam seperti yang terjadi pada para pendeta katolik saat dianiaya pada masa pemerintahan Elizabeth I. Fungsi dari lemari sendiri itu berdasarkan dua kata yaitu, dekat dan tertutup di atas menjelaskan barang apa saja yang berada di dalam lemari tidak ada yang menjamin jika dijelajahi oleh orang lain bila tidak mengungkap keberadaan dirinya sendiri.

Lemari juga memiliki legitimasi yang lebih sedikit dibandingkan ruangan. Ini jelas merupakan ruang non-sosial (apakah Anda memikirkan ruang belajar pribadi kecil atau ruang penyimpanan modern); itu memaksakan isolasi. (Kecuali, tentu saja, klise dari kencan petugas kebersihan-lemari, yang merupakan contoh lain dari perilaku seksual yang disembunyikan karena rasa malu atau keinginan untuk privasi.) Meskipun segala sesuatunya mungkin akan menemukan jalan keluar dari lemari, sementara mereka' Jika mereka berada di dalamnya, mereka dilarang berpartisipasi penuh dalam apa yang terjadi di luar.

Inti dari semua ini memberikan gambaran tentang bagaimana rasanya menyembunyikan identitas seksual seseorang: sulit, tidak wajar, gelap, genting, terisolasi, dan mungkin ditakdirkan untuk gagal.

Salah Satu DJ di Acara Pesta Itu Pendiri Club Vixxen

Zara Zahrina yang memiliki akun Skeletale pada tahun 2022 merupakan salah satu pendiri klub malam bernama Club Vixxen. Dikutip dari Youtube MixMax Asia, Club Vixxen merupakan klub yang mempertontonkan bakat queer dan femme dengan gaya yang unik, di mana berdandan sangat didorong dan mengekspresikan diri itu adalah keharusan.

Zara mau memberikan inklusivitas untuk semua orang yang ada di skena musik dance khususnya untuk talents dari komunitas queer dan membawa set DJ mereka untuk dikenal banyak orang.

"Aku buat Club Vixxxen itu bersama teman ku Jordan di tahun 2022. Saat itu belum ada even yang inklusif yang banyak mengajak pada dj femme leaning from the queer community gitu misalnya. Jadi kami merasa perlu membuat wadah itu," kata Zara Zahrina.

Berdasarkan penelusuran VOI, istilah queer untuk menerangkan berbagai identitas seksual. Payung yang melindungi berbagai identitas dan jender heteroseksual seperti LGBT. Contohnya kelompok biseksual dan gay yang menjadi bagian dari komunitas queer.

Berdasarkan buku berjudul Foucault and Queer Theory (1999) menjelaskan istilah queer tidak merujuk pada identitas jender secara khusus, seperti gay, lesbian, biseksual, trangender, atau lainnya. Buku itu menyebutkan bahwa queer ada untuk siapa saja yang terpinggirkan karena orientasi atau praktik seksualnya.