JAKARTA – Firefly Aerospace meluncurkan delapan CubeSat, nano satelit berbentuk kubus, pada Kamis, 4 Juli. Delapan satelit ini lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg menggunakan roket Alpha.
Roket ini diluncurkan pada pukul 11.04 WIB ke Orbit Rendah Bumi (LEO). Sekitar 35 menit setelah tahap atas dimatikan, Alpha baru menyebarkan delapan satelitnya ke orbit. Tiga jam setelah peluncuran, Firefly mengatakan bahwa NASA sedang menunggu sinyalnya.
Hingga dua belas jam setelah peluncuran, Firefly dan NASA belum memberikan status terkini dari delapan satelit tersebut. Namun, dilansir dari Spacenews, siaran web peluncuran Firefly telah mengonfirmasi penempatan tujuh dari delapan satelit.
Delapan satelit yang diluncurkan Firefly merupakan bagian dari program Peluncuran Nanosatelit Pendidikan (ELaNa) 43 yang didanai oleh NASA. Seluruh satelit yang diluncurkan dikembangkan oleh Universitas Arizona, Universitas Maine, dan Universitas Washington.
Masing-masing universitas itu menyerahkan empat satelit Catsat, satu satelie KUbeSat-1, dan satu satelit MESAT-1. Satelit terakhir merupakan Serenity, CubeSat yang diluncurkan oleh kelompok nirlaba Teachers In Space.
BACA JUGA:
Firefly terpilih sebagai penyedia layanan peluncuran pada tahun 2020 lalu bersama dengan Astra Space dan Relativity Space. Perusahaan itu menerima kontrak Venture Class Launch Services (VCLS) Demo 2 senilai 9,8 juta dolar AS (Rp160 miliar).
VCLS Demo pertama dijalankan oleh Astra Space pada Februari 2022 lalu. Sayangnya, peluncuran ini tidak berjalan dengan baik. CubeSat gagal mencapai satelit karena tahap atas dari roket yang digunakan tidak berfungsi.
Sebagai penggerak demonstrasi terakhir, Relativity Space akan menggunakan Terran R. Peluncuran misi ELaNa 43 yang ketiga ini ditargetkan berjalan pada tahun 2026. Perusahaan itu akan menggunakan Kompleks Peluncuran 16 Cape Canaveral sebagai landasan peluncuran.