JAKARTA - Tether, perusahaan penerbit stablecoin terbesar di dunia, menambah Bitcoin ke dalam dana cadangan perusahaan. Pada 30 Desember 2024, Tether mentransfer 7.629 BTC senilai sekitar 700 juta dolar AS (Rp11,34 triliun) ke alamat cadangan Bitcoinnya. Menurut laporan BeinCrypto, Senin 30 Desember, transaksi ini berasal dari dompet kripto milik Bitfinex.
Tindakan tersebut menjadi transfer terbesar ke cadangan strategis Bitcoin Tether sejak Maret 2024, saat itu perusahaan memindahkan 8.888,88 BTC. Tidak berhenti sampai di situ, pada 31 Desember 2024 Tether melakukan transfer serupa.
Berdasarkan data on-chain dari Arkham. Saat ini, cadangan Bitcoin Tether tercatat mencapai 82.983 BTC, yang diperoleh dengan total nilai 2,99 miliar dolar AS (Rp48,44 triliun) pada harga rata-rata sekitar 36.125 dolar AS (Rp585 juta) per koin.
Penambahan ini sejalan dengan kebijakan Tether sejak 2023 untuk mengalokasikan hingga 15% dari keuntungannya ke dalam Bitcoin. Hingga kini, perusahaan tersebut memegang lebih dari 7,6 miliar dolar AS (Rp123,12 triliun) dalam bentuk BTC sebagai bagian dari strategi diversifikasi di tengah lonjakan penerbitan USDT.
BACA JUGA:
Stablecoin unggulan Tether, USDT, tetap didukung oleh obligasi pemerintah AS dan aset setara kas. Hasil investasi dari aset-aset ini telah mendanai ekspansi Tether ke sektor baru seperti kecerdasan buatan, penambangan Bitcoin, dan komunikasi terdesentralisasi. Pada 2024, perusahaan juga mulai merambah energi terbarukan dan telekomunikasi, mencerminkan fokus investasinya yang semakin luas.
Terhambat Regulasi
Tether mencatat keberhasilan finansial yang signifikan pada 2024, dengan total aset mencapai 134,4 miliar dolar AS (Rp2.177 triliun) pada kuartal ketiga, termasuk 120 miliar USDT (senilai Rp1.944 triliun) yang beredar. Pada 6 Desember 2024, Tether mencetak tambahan 2 miliar USDT. Pencetakan tersebut menambah total 19 miliar USDT sejak November lalu.
Di sisi lain, Tether menghadapi permasalahan terkait regulasi di Uni Eropa seiring berlakunya aturan MiCA. Beberapa bursa di wilayah tersebut telah menghapus listing USDT sebagai persiapan terhadap regulasi baru. Selain itu, perusahaan menghentikan penerbitan stablecoin berbasis euro, EURT, dan memberikan waktu satu tahun kepada pemegangnya untuk menebus aset mereka.