Bagikan:

JAKARTA - Tether Holdings Limited, perusahaan yang menerbitkan stablecoin terbesar di dunia, melaporkan kinerja keuangan yang mengesankan di kuartal keempat 2023. Perusahaan ini mencatatkan kelebihan modal sebesar $5,4 miliar (Rp 85,1 triliun) dan cakupan tunai sebesar 90% dari semua token yang beredar. Hal ini menunjukkan bahwa Tether memiliki cadangan yang cukup untuk menjamin nilai setiap token yang dipegang pada mata uang fiat atau emas.

Laporan kuartalan yang diaudit oleh firma audit terkemuka di dunia BDO, mengungkapkan bahwa Tether berhasil meningkatkan cadangan berlebihnya sekitar $2,2 miliar (Rp 34,7 triliun) selama tiga bulan terakhir tahun 2023. Peningkatan ini didorong oleh keuntungan bersih yang mencapai rekor $2,85 miliar (Rp 44,9 triliun) pada akhir Desember 2023. Sebagian besar keuntungan ini berasal dari bunga yang diperoleh dari surat utang Amerika Serikat sebesar $1 miliar (Rp 15,8 triliun) dan keuntungan dari investasi Bitcoin (BTC) dan emas sebesar $1,8 miliar (Rp 28,4 triliun).

Paolo Ardoino, CEO Tether, menyatakan bahwa laporan kuartalan ini membuktikan komitmen perusahaannya terhadap transparansi, stabilitas, dan manajemen keuangan yang bertanggung jawab. Ia juga menekankan bahwa Tether memiliki persentase cadangan tunai tertinggi di antara semua stablecoin, yang mencerminkan dedikasinya terhadap likuiditas dan stabilitas.

Pada akhir tahun 2023, Tether memiliki total aset terkonsolidasi sekitar $97 miliar (Rp 1.530,8 triliun) dan total token blockchain sekitar 91,6 miliar. Mayoritas aset Tether berupa surat utang Amerika Serikat sekitar $80,3 miliar (Rp 1.267,1 triliun), diikuti oleh Bitcoin sekitar $2,8 miliar (Rp 44,2 triliun), emas sekitar $3,5 miliar (Rp 55,2 triliun), dan aset lain sekitar $5,6 miliar (Rp 88,4 triliun). Selain itu, Tether juga berinvestasi dalam berbagai bidang yang berpotensi mendukung masa depan yang berkelanjutan dan inklusif, seperti energi terbarukan, pertambangan Bitcoin, data, kecerdasan buatan, dan komunikasi peer-to-peer.

Untuk seluruh tahun 2023, Tether mencatatkan keuntungan bersih sekitar $6,2 miliar (Rp 97,9 triliun) dan total pinjaman sekitar $4,8 miliar (Rp 75,7 triliun), yang ditutupi oleh kelebihan modal sebesar $5,4 miliar (Rp 85,1 triliun). Penting untuk dicatat bahwa Tether hanya memiliki modal ventura sekitar $1,5 miliar (Rp 23,6 triliun) hingga saat ini.