Diam-diam Tether Punya Puluhan Ribu Bitcoin, Begini Menurut Analis Kripto!
Tether, penerbit stablecoin USDT. (Foto; Dok. Coinpedia)

Bagikan:

JAKARTA - Industri mata uang kripto kembali dihebohkan dengan dugaan kepemilikan yang mengejutkan. Analis riset dari 21.co telah mengemukakan kemungkinan bahwa Tether, perusahaan di balik stablecoin USDT, memiliki alamat bitcoin (BTC) terbesar ke-11. Kabar ini menambah perbincangan hangat di komunitas kripto tentang kepemilikan dan potensi pendapatan perusahaan.

Dilaporkan bahwa dalam Laporan Jaminan Tether untuk kuartal pertama 2023, terungkap bahwa mereka memiliki cadangan bitcoin senilai 1,5 miliar dolar AS (Rp22,7 triliun). Namun, informasi terbaru dari BDO, yang merilis pengesahan baru-baru ini, menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 850 juta dolar AS (Rp12,9 triliun) dalam cadangan Tether pada kuartal kedua tahun ini.

Pada tanggal 3 Agustus 2023, Tom Wan, seorang analis riset di 21.co, menggugah perhatian publik dengan posting di platform media sosial X. Dalam posting tersebut, dia mengemukakan keyakinannya bahwa alamat tertentu dalam jaringan bitcoin terkait dengan Tether. Sumber yang mengetahui langsung tentang masalah ini juga memberikan konfirmasi kepada The Block bahwa Tether memang adalah pemegang bitcoin terbesar ke-11.

Alamat bitcoin yang dimaksud dengan kode awal "bc1qj," tercatat memiliki saldo sebesar 55.022.19 BTC, setara dengan nilai 1.6 miliar dolar AS (Rp24,2 triliun) dengan kurs saat ini. Meskipun Tether belum memberikan konfirmasi atau penegasan terkait kepemilikan alamat tersebut, data onchain mengungkapkan banyak transaksi bitcoin yang berasal dari Bitfinex, perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan Tether.

Para penjelajah blockchain telah mengidentifikasi alamat "1Kr6Q" yang terkait dengan dompet bitcoin Tether. Data menunjukkan bahwa dompet tersebut sebelumnya dianggap sebagai "hot wallet" Bitfinex yang masih digunakan hingga saat ini. Hal ini memberikan indikasi kuat bahwa Tether dan Bitfinex memiliki keterkaitan dalam kepemilikan alamat tersebut.

Perlu dicatat bahwa pada Mei 2023, Tether telah mengumumkan rencana untuk mengalokasikan 15% dari keuntungannya untuk bitcoin. Sementara itu, Bitfinex juga dikenal mengelola alamat bitcoin lainnya, "bc1qg," yang merupakan dompet terbesar kedua di dunia dan berisi 178.010.08 BTC.

Dengan adanya dugaan kepemilikan alamat bitcoin yang signifikan oleh Tether, industri kripto kembali bergolak. Para pelaku pasar dan pengamat kini menanti perkembangan lebih lanjut terkait isu ini yang dapat berdampak pada dinamika pasar dan posisi Tether dalam ekosistem mata uang kripto global.