Bagikan:

JAKARTA - Pasar kripto global baru saja mengalami lonjakan likuiditas yang signifikan dengan adanya tambahan USDT senilai 3,65 miliar Dolar AS (sekitar Rp56 triliun) selama 30 hari terakhir. Meski demikian, sebagian besar dana ini masih belum dialokasikan dan belum memberikan dampak signifikan pada pergerakan harga di pasar kripto. Fenomena ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan investor dan analis mengenai potensi pergerakan pasar di masa mendatang.

Menurut analisis terbaru dari CryptoQuant, peningkatan kapitalisasi ini menunjukkan masuknya modal eksternal yang besar ke pasar kripto. Penambahan pasokan USDT (Tether), stablecoin yang dijamin oleh aset dari sektor keuangan tradisional, umumnya menjadi sinyal bahwa ada permintaan yang meningkat untuk aset digital. Namun, dalam kasus ini, dana yang masuk belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk membeli aset kripto.

Sebagian besar dari likuiditas baru ini masih diam dan belum memengaruhi harga aset di pasar secara langsung. Hal ini menciptakan “kekuatan tersembunyi” yang berpotensi mengubah kondisi pasar dengan cepat jika dana tersebut mulai diinvestasikan.

Para investor institusional diduga memanfaatkan taktik yang lebih hati-hati dalam mengelola masuknya modal ke pasar. Beberapa di antaranya menggunakan metode Time-Weighted Average Price (TWAP) atau algoritma perdagangan yang dirancang untuk meminimalkan fluktuasi harga dalam jangka pendek. Dengan strategi ini, para pelaku pasar secara perlahan memasuki posisi tanpa menciptakan gejolak besar pada harga.

Akibatnya, meskipun pasar terlihat siap untuk pergerakan besar, dampak penuh dari likuiditas baru ini belum sepenuhnya terlihat. Ini menciptakan kondisi pasar yang penuh dengan ekspektasi, menunggu pergerakan signifikan ketika dana tersebut mulai aktif diinvestasikan.