Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin (BTC) dan aset digital lainnya, termasuk Tether (USDT), saat ini diperdagangkan dengan diskon 8 persen di Binance.US, platform pertukaran kripto tersebut, akibat masalah likuiditas yang terjadi setelah adanya gugatan yang diajukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

Data dari Binance.US menunjukkan bahwa harga Bitcoin saat ini diperdagangkan di sekitar 27.705 dolar AS (Rp420 jutaan), sekitar 3.000 dolar AS (Rp45 jutaan) lebih rendah daripada harga di platform pertukaran lain seperti Coinbase, Kraken, BitStamp, dan lainnya. Diskon ini juga berdampak pada aset digital lainnya seperti Ethereum (ETH), USDT, Solana (SOL), dan lainnya, seperti yang terlihat dari data Coingecko.

Masalah yang dihadapi Binance.US dimulai setelah SEC mengajukan gugatan terhadap platform tersebut pada 5 Juni. Sejak itu, kedalaman pasar Binance.US turun hampir 80 persen karena banyak pelaku pasar meninggalkan platform tersebut.

Akibat masalah hukum ini, Binance.US menghentikan setoran dolar AS setelah mitra perbankannya menghentikan saluran pembayaran mereka dan beralih ke platform khusus kripto. Penurunan ini mengakibatkan pangsa pasar Binance.US turun menjadi kurang dari 1 persen, seperti yang dilaporkan oleh perusahaan analitik blockchain Kaiko.

Menurut laporan Cryptoslate, sejak saat itu, Binance.US mengalami volatilitas yang tinggi dengan pasangan perdagangan dalam dolar AS, seperti BTC yang melonjak hingga mencapai 138.000 dolar AS (setara Rp2 miliar) pada tanggal 21 Juni. Sebelumnya, Bitcoin telah diperdagangkan dengan diskon 3 persen pada bulan Mei.

Namun, aset yang dipasangkan dengan stablecoin seperti USDT dan USDC diperdagangkan dengan harga yang lebih stabil dan sesuai dengan patokan dolar, sesuai dengan data dari Coingecko.

CTO Tether, Paolo Ardoino, memberikan tanggapannya mengenai situasi ini. Ia menegaskan bahwa penyimpangan harga hanya terjadi di Binance.US, sedangkan di Binance.com, USDT diperdagangkan 1 basis poin di atas dolar AS. Ardoino juga menyoroti tantangan hukum yang dihadapi Binance.US sebagai alasan mengapa banyak pelaku pasar enggan melakukan arbitrase saat ini.

Tether bertanggung jawab atas pasar utamanya, sementara pasar sekunder di bursa kripto bergantung pada peran para pelaku arbitrase dan pembuat pasar, tambah Ardoino. Kondisi ini menunjukkan bahwa Binance.US masih menghadapi berbagai tantangan yang memengaruhi likuiditas dan harga aset digital yang diperdagangkan di platform tersebut.