Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin (BTC) mencatat rekor harga baru dalam tiga hari beruntun dan kali ini mencapai harga  All Time High (ATH) di 108.356 dolar AS (Rp1,74 miliar) pada Selasa, 17 Desember.

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan bahwa kenaikan ini dipicu oleh kabar mengejutkan dari Presiden AS terpilih Donald Trump terkait rencana strategis Bitcoin di Amerika Serikat.

Menurut Panji, rencana pembentukan U.S. Bitcoin Strategic Reserve atau cadangan ini akan menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat posisi Amerika Serikat sebagai pemain utama di dunia aset digital.

“Visi Trump ini sejalan dengan langkah perusahaan besar seperti MicroStrategy, yang terus memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset cadangan modern,” kata Panji dalam keterangan tertulisnya. 

Selain itu, Panji juga menyebutkan bahwa naiknya Bitcoin juga didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam pertemuan FOMC terakhir pada tahun 2024 yang akan berlangsung dari 17 -18 Desember. 

“Berdasarkan CME FedWatch Tool, ada probabilitas 96% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Jika itu terjadi, maka Bitcoin berpotensi melanjutkan tren positifnya,” jelasnya.

Namun, harga Bitcoin tercatat melemah di angka 103 ribu dolar AS (Rp1,65 miliar). Meski demikian, Panji memprediksi potensi kenaikan masih terbuka selama Bitcoin mampu bertahan di atas level support psikologis 100.000 dolar AS (Rp1,61 miliar).

“Jika level ini berhasil dipertahankan, tren bullish diperkirakan akan berlanjut, memberikan peluang bagi Bitcoin untuk mencapai target berikutnya di 110.000 dolar AS (Rp1,77 miliar),” tandasnya.