Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin (BTC) berhasil menembus harga psikologis 100.000 dolar AS (Rp1,61 miliar) untuk pertama kalinya tahun 2025. Di mana pada Selasa, 7 Januari sekitar pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin mencapai 102.100 dolar AS (Rp1,64 miliar). 

Meski demikian, harga tersebut masih cukup jauh dari rekor tertingginya di 108.135 dolar AS (Rp1,74 miliar), bisa dikatakan harga Bitcoin saat ini menguat 10,45 persen dalam 7 hari terakhir. 

Penguatan Bitcoin ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas perdagangan ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat sejak pekan lalu dan juga rencana Presiden Terpilih Donald Trump untuk mengimplementasikan cadangan strategis Bitcoin oleh pemerintah AS. 

Menurut Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, langkah ini semakin memperkuat narasi bullish terhadap BTC, di mana semakin banyak pihak yang melihat aset kripto ini sebagai lindung nilai strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global. 

“Dari analisa teknikal, jika BTC bertahan di atas support psikologis 100.000 dolar AS (Rp1,61 miliar), dapat potensi lanjut menguat ke 106.000 dolar AS (Rp1,71 miliar), namun jika turun dari psikologis support, maka berpotensi kembali turun ke MA-20 97.000 dolar AS (Rp1,57 miliar),” jelas Panji.

Pekan ini, pasar akan menantikan laporan Non-Farm Payroll (NFP) yang dijadwalkan rilis pada Jumat, 10 Januari dan mencermati risalah rapat Federal Reserve dari pertemuan Desember lalu (FOMC Minutes) pada Kami, 9 Januari. 

“Dengan berbagai faktor positif yang terus mendukung, Bitcoin tampaknya berada di jalur yang kuat untuk melanjutkan tren kenaikannya,” jelasnya lebih lanjut. 

Namun, Panji menegaskan, volatilitas pasar tetap menjadi elemen yang tidak dapat diabaikan, sehingga para investor disarankan untuk tetap waspada dalam mengambil keputusan investasi mereka.