JAKARTA - Dalam diskusi terbaru mengenai kebijakan kripto AS, Luke Gromen, seorang pakar ekonomi makro menyarankan agar Presiden AS terpilih Donald Trump menunda pengumuman rencana pembentukan cadangan Bitcoin (BTC) nasional atau Bitcoin Reserve. Menurut Gromen, rencana tersebut akan lebih menguntungkan jika dilakukan secara diam-diam, sebelum diumumkan secara resmi.
Gromen menyampaikan pandangannya dalam wawancara dengan venture capitalist Preston Pysh. Ia menjelaskan bahwa jika Trump langsung mengumumkan rencana akumulasi Bitcoin setelah dilantik, para investor kemungkinan akan bereaksi dengan membeli Bitcoin dalam jumlah besar. Hal ini dapat mendorong harga BTC melonjak drastis sebelum pemerintah AS memiliki kesempatan untuk menentukan posisinya di pasar.
“Secara strategi, lebih masuk akal untuk tidak mengumumkannya di hari pertama. Sebaliknya, teruslah berbicara positif tentang Bitcoin, beli secara bertahap di balik layar, dan kendalikan pergerakan grafik harga sambil tetap menyuarakan dukungan,” ujar Gromen.
Ia menambahkan bahwa pengumuman rencana cadangan Bitcoin setelah posisi pemerintah cukup kuat dapat memicu reli besar yang akan memperkaya kas negara dengan cepat.
BACA JUGA:
Donald Trump, yang sebelumnya dikenal sebagai kritikus vokal terhadap aset kripto, kini telah mengubah pandangannya menjadi lebih pro-kripto. Dalam konferensi Bitcoin2024, ia menegaskan komitmennya untuk tidak menjual Bitcoin hasil sitaan pemerintah di pasar terbuka. Sebaliknya, ia menginstruksikan pejabat terkait untuk menyimpan BTC tersebut sebagai investasi jangka panjang.
Trump juga mengisyaratkan bahwa aset kripto dapat digunakan untuk membantu melunasi utang nasional AS yang terus membengkak, meskipun ia tidak merinci bagaimana rencana itu akan dijalankan.
Wacana soal administrasi Trump yang akan membentuk cadangan Bitcoin nasional semakin menguat setelah pernyataan tersebut. Langkah ini menjadi sorotan, mengingat potensi Bitcoin yang kini kembali ke level 100.000 dolar AS (Rp1,6 miliar) hari ini.