JAKARTA - Euforia kemenangan Donald Trump yang pro-kripto dalam Pemilu AS 2024 telah mendongkrak harga aset kripto, terutama Bitcoin. Namun, mantan CEO BitMEX, Arthur Hayes, mengingatkan bahwa pasar kripto berpotensi merosot. Alasannya, akan terjadi aksi jual besar-besaran pada hari pelantikan Trump, 20 Januari 2025.
“Pasar akan segera sadar bahwa Trump hanya memiliki waktu satu tahun untuk mewujudkan perubahan kebijakan yang diharapkan para investor kripto,” tulis Hayes, dikutip The Block, Rabu 18 Desember. Ia menambahkan bahwa ekspektasi tinggi tanpa landasan politik yang kokoh dapat memicu “dump besar-besaran” di pasar kripto dan ekuitas terkait Trump.
BACA JUGA:
Kemenangan Trump sebelumnya telah mengerek harga Bitcoin lebih dari 50%, dari 68.000 dolar AS (Rp1,088 miliar) menjadi rekor 108.135 dolar AS (Rp1,730 miliar). Para investor mengharapkan regulasi kripto yang lebih mendukung, sebagaimana janji Trump untuk menciptakan “ sesuatu yang hebat dengan kripto,” termasuk pembentukan cadangan strategis Bitcoin alias Bitcoin Reserve.
Namun, Hayes menilai waktu yang dimiliki Trump untuk menerapkan rencananya sangat terbatas, mengingat pemilu paruh waktu 2026 akan mulai menyita perhatian para legislator. “Mengatasi masalah fundamental membutuhkan waktu lebih dari satu dekade bagi politisi terbaik sekalipun,” ujar Hayes.
Maelstrom, kantor keluarga yang kini dikelola Hayes, berencana mengurangi kepemilikan aset kriptonya sebelum 20 Januari 2025. Meski demikian, Hayes menyadari potens pasar bullish akan tetap berlanjut setelah pelantikan.