Arthur Hayes Ramal ETF Bitcoin Spot Bakal Hadir di Kawasan Asia
Arthur Hayes, mantan CEO Bitmex. (Foto; Dok. CryptoEconomy)

Bagikan:

JAKARTA - Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin spot resmi disetujui Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 10 Januari lalu. ETF Bitcoin Spot merupakan produk investasi yang memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur terhadap pergerakan harga Bitcoin tanpa harus memiliki atau menyimpan aset digital tersebut secara langsung.

Salah satu tokoh kripto, pendiri bursa kripto BitMex, Arthur Hayes, membagikan pandangannya terkait dampak ETF Bitcoin Spot yang belum lama ini disetujui. Menurutnya, produk investasi tersebut akan membuat harga BTC turun dan memasuki pasar bearish.

Lebih lanjut, Chief Investment Officer dari Maelstrom dan mantan CEO BitMEX itu menambahkan bahwa sentimen bearish (menurun) terhadap Bitcoin pada bulan Januari, mengantisipasi koreksi singkat hingga 30%. Pada saat tulisan ini dibuat, harga Bitcoin berada di sekitar $40.000 (Rp 625 juta) per koin, turun dari rekor tertingginya di atas $69.000  pada November 2023.

Dalam sebuah postingan terbaru pada Selasa kemarin, Hayes membahas daya tarik Bitcoin bagi investor, dengan menyebut ketidaksempurnaan pasar dan perilaku tidak terkorelasi dengan aset tradisional sebagai faktor kunci yang menarik miliaran dolar modal dari pasar keuangan yang lebih luas. Sebagai salah satu trader Bitcoin awal, Hayes menyoroti potensi ETF Bitcoin spot untuk terhadap peluang perdagangan baru.

Arthur Hayes memprediksi munculnya produk ETF spot di pasar Asia utama, terutama di Hong Kong, untuk memenuhi "aliran dari China selatan." Dia juga menguraikan regulasi dan bursa kripto di kawasan tersebut berpotensi mendorong perluasan pasar. Dengan begitu, ETF bitcoin spot dapata memberikan peluang yang menguntungkan bagi para trader dan investor.

Selain itu, Hayes membayangkan pertumbuhan signifikan dalam sektor pembiayaan berbasis ETF seiring dengan meningkatnya perdagangan Bitcoin dalam beberapa tahun mendatang. Lembaga keuangan mungkin mendirikan lembaga yang memberikan pinjaman fiat berdasarkan aset ETF Bitcoin, memanfaatkan spread dan mempengaruhi tingkat bunga Bitcoin, dengan demikian memperkenalkan ketidakseimbangan pasar lebih lanjut.

Sebagai pengembangan terkait, Hayes, yang mengungkapkan sentimen bearish terhadap Bitcoin pada bulan Januari, mengantisipasi koreksi singkat hingga 30% dalam harga. Sentimen ini sejalan dengan pandangan sejumlah trader lain, yang memiliki harapan bahwa harga dapat jatuh hingga $38.000 (Rp 593 juta) sebelum dimulainya tren bullish berikutnya.