Bagikan:

Jakarta - Investor kripto terkemuka Arthur Hayes memprediksi harga Bitcoin akan terbang alias to the moon. Menurutnya, salah satu pemicu bull run bitcoin adalah keputusan kebijakan ekonomi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Janet Yellen. Hayes menyoroti bahwa kebijakan likuiditas yang akan datang bisa menjadi katalis bagi kenaikan harga Bitcoin.

Menurut Hayes, keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan tingkat suku bunga saat ini mungkin tidak langsung berdampak pada Bitcoin dan altcoin. Namun, ia menekankan bahwa peran Yellen dalam mengatur kebijakan ekonomi AS sangat krusial untuk diikuti, terutama dengan rencana pengelolaan likuiditas yang akan diumumkan pada 29 April mendatang.

Hayes mengungkapkan bahwa dua sumber likuiditas utama, yaitu Perjanjian Pembelian Balik (RRPS) dan Rekening Umum Perbendaharaan (TGA), dapat menyuntikkan likuiditas hingga 1,4 triliun dolar AS (sekitar Rp 22,68 triliun) ke dalam ekonomi. Ini termasuk penurunan TGA sebesar 1 triliun dolar AS (sekitar Rp 16,2 triliun) dan RRPs sebesar 400 juta dolar AS (sekitar Rp 6,48 triliun), yang dapat memicu kenaikan di pasar saham dan pasar kripto.

“Jika salah satu dari tiga opsi ini terjadi, kita bisa mengharapkan kenaikan dalam saham dan, yang lebih penting, percepatan kembali bullish-nya pasar kripto,” ujar Hayes. “Fed tidak relevan, Yellen adalah wanita kuat, Anda sebaiknya menghormatinya.”

Di sisi lain, pasar ETF Bitcoin mengalami perlambatan yang dianggap sebagai bagian dari siklus alami pasca-debut ETF Bitcoin yang sukses. Analis ETF Bloomberg Eric Balchunas mengamati bahwa meskipun ada perlambatan dalam arus masuk iShares Bitcoin Trust (IBIT) dari BlackRock, produk ini masih memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan.

IBIT kini menjadi produk Bitcoin terbesar kedua berdasarkan aset yang dikelola, hanya tertinggal dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), yang menunjukkan bahwa pasar ETF Bitcoin masih memiliki ruang untuk berkembang.