JAKARTA - Sebagai mata uang kripto terbesar di dunia, Bitcoin tidak hanya menarik perhatian publik untuk dijadikan sebagai instrumen investasi dan pembayaran, tetapi juga sebagai platform untuk menciptakan dan memperdagangkan aset digital unik yang disebut non-fungible token (NFT).
NFT adalah aset digital yang tidak dapat ditukar dengan aset lain yang sejenis, karena memiliki karakteristik khusus yang membedakannya. NFT biasanya berupa karya seni, musik, video, atau koleksi digital lainnya yang dapat dibeli dengan mata uang kripto.
NFT Bitcoin, yang juga dikenal dengan nama Inskripsi Ordinal atau Bitcoin Ordinals, adalah NFT yang dibuat di atas jaringan Bitcoin, menggunakan satoshi sebagai satuan terkecil pecahan BTC. Setiap satoshi diberi nomor urut berdasarkan urutan penambangannya, dan kemudian dapat diisi dengan data seperti gambar, teks, atau video melalui transaksi Bitcoin.
NFT Bitcoin semakin populer di kalangan kolektor dan investor, karena menawarkan keunggulan seperti keamanan, kelangkaan, dan keabadian. NFT Bitcoin juga memiliki nilai estetika dan historis yang tinggi, karena menggabungkan unsur-unsur khas Bitcoin seperti blok, hash, dan waktu.
Menurut data dari cryptoslam.io, sebuah situs yang melacak aktivitas pasar NFT, penjualan NFT Bitcoin mencapai $425,63 juta (Rp6,63 triliun) selama tujuh hari terakhir hingga 20 Desember 2023. Angka ini jauh di atas Solana, yang berada di posisi kedua dengan penjualan $104 juta (Rp1,61 triliun). Sementara itu, Ethereum, yang sebelumnya menjadi pemimpin pasar NFT, merosot ke posisi ketiga dengan penjualan $79,98 juta (Rp1,24 triliun).
BACA JUGA:
Data tersebut juga menunjukkan bahwa sepuluh koleksi NFT Bitcoin teratas mengalami kenaikan penjualan. Tiga marketplace utama yang menawarkan NFT Bitcoin adalah Okx, Unisat, dan Magic Eden. Okx mendominasi pangsa pasar dengan 85%, diikuti oleh Unisat dengan 8,3% dan Magic Eden dengan 4,3%, berdasarkan data dari Dune Analytics.
Salah satu koleksi NFT Bitcoin yang paling diminati adalah Bitcoin Frogs, yang menjadi koleksi terlaris di Magic Eden selama seminggu terakhir. Bitcoin Frogs adalah koleksi gambar kodok yang dibuat oleh seniman anonim bernama Frogey. Bitcoin Frogs memiliki harga dasar 0,395 BTC atau setara dengan $17.241 (Rp267,23 juta). Volume penjualan Bitcoin Frogs di Magic Eden mencapai 193,26 BTC atau $8,43 juta (Rp130,64 miliar).
Secara keseluruhan, Bitcoin Frogs berhasil mengumpulkan penjualan sebesar 328,95 BTC atau $14,35 juta (Rp222,42 miliar) di berbagai platform yang menjualnya. Koleksi NFT Bitcoin lain yang menarik perhatian adalah bitmap, Ordinals sub-100K awal, MNCHRMS, Bitcoin Punks, Ordinal Maxi, Fuzzy Fox, dan Ordinals sub-10K awal.
Bitcoin Ordinals mulai mengejar ketertinggalan dari NFT Ethereum, yang memiliki koleksi-koleksi populer dan diminati tokoh-tokoh papan atas seperti koleksi NFT Cryptopunks, Bored Ape Yacht Club (BAYC), dan Mutant Ape Yacht Club (MAYC). Cryptopunks masih memimpin dengan kapitalisasi pasar $1,14 miliar (Rp17,68 triliun).
Sementara Ordinals Bitcoin Frogs memiliki kapitalisasi pasar $172 juta (Rp2,67 triliun). Akan tetapi, selisih Bitcoin Frogs tidak terlalu jauh dari BAYC, yang memiliki kapitalisasi pasar $572 juta (Rp8,87 triliun), dan MAYC, yang memiliki kapitalisasi pasar $224 juta (Rp3,47 triliun).