JAKARTA - Amerika Serikat bergabung dengan mediator Arab, berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan perang yang telah berlangsung selama 14 bulan di Jalur Gaza.
Di saat upaya negosiasi dipercepat, serangan Israel menewaskan 20 warga Palestina dalam semalam.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan perundingan mengatakan mediator telah mempersempit kesenjangan pada sebagian besar klausul perjanjian.
Dia mengatakan Israel telah mengajukan persyaratan yang ditolak Hamas namun tidak akan dijelaskan lebih lanjut.
Dilansir Reuters, Rabu, 18 Desember, sumber-sumber yang dekat dengan pembicaraan di Kairo, ibu kota Mesir, mengatakan perjanjian dapat ditandatangani dalam beberapa hari mendatang mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Sementara etugas medis mengatakan serangan udara Israel menewaskan 10 orang di rumah di kota Beit Lahiya di utara. Sedangkan enam orang tewas dalam serangan udara terpisah di Kota Gaza, kamp Nuseirat di wilayah tengah, dan Rafah dekat perbatasan dengan Mesir.
BACA JUGA:
Di Beit Hanoun di Jalur Gaza utara, petugas medis mengatakan empat orang tewas dalam serangan udara ke rumah warga. Belum ada komentar langsung dari juru bicara militer Israel.
Pasukan Israel beroperasi di kota Beit Hanoun dan Beit Lahiya serta kamp Jabalia di dekatnya sejak Oktober.
Warga Palestina menuduh Israel melakukan tindakan “pembersihan etnis” untuk mengurangi populasi di tepi utara wilayah kantong tersebut guna menciptakan zona penyangga. Israel menyangkalnya.
Pada Rabu, militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sejumlah militan Hamas yang merencanakan serangan terhadap pasukan Israel yang beroperasi di Jabalia.