JAKARTA - Bitcoin (BTC) mencatat kenaikan sebesar 37,29% dan ditutup di angka 96.449 dolar AS (Rp1,53 miliar) pada November. Bahkan, harga Bitcoin sempat beberapa kali mencetak All Time High (ATH) sepanjang November di angka 99.588 dolar AS (Rp1,58 miliar).
Di sisi lain, Ethereum (ETH) bangkit dari konsolidasi selama lima bulan terakhir dengan mencatat kenaikan 47,21% dan ditutup di level 3.705 dolar AS (Rp59 juta) pada November 2024. Secara keseluruhan, pasar kripto mengalami pertumbuhan luar biasa, dengan total kapitalisasi pasar melonjak sebesar 72% sejak pemilihan umum AS.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, mengatakan bahwa kenaikan ini tidak hanya dirasakan oleh Bitcoin dan Ethereum saja, tetapi beberapa altcoin juga dilihat turut bersinar.
“Beberapa altcoin mencatat kenaikan fantastis, salah satunya Ripple (XRP), yang melonjak lebih dari 430% dalam 30 hari terakhir. XRP juga berhasil menggeser posisi Solana (SOL) dan Tether (USDT) berdasarkan kapitalisasi pasar,” jelas Panji.
Namun, secara keseluruhan, pemerintahan Presiden Donald Trump dilaporkan berencana menghapus capital gains taxes untuk aset kripto yang diterbitkan oleh perusahaan terdaftar di AS.
BACA JUGA:
Jika disahkan, Panji menjelaskan bahwa kebijakan ini nantinya akan membebaskan investor AS dari pajak atas keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan aset digital tertentu.
Tapi, dari sisi analisa teknikal, Panji mengatakan, “Jika BTC berhasil rebound, peluang untuk menguji area All Time High (ATH) di 99.588 dolar AS (Rp1.58 miliar) masih terbuka. Namun, jika BTC turun di bawah MA-20, ada potensi penurunan menuju support di 91.000 dolar AS (Rp1.44 miliar).”