Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin semakin mentereng lantaran harga BTC tak henti-hentinya menunjukkan performa mengesankan dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah analis kripto memprediksi Bitcoin bisa mencapai harga di atas 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,6 miliar) dalam waktu dekat. Naiknya harga BTC tidak lepas dari faktor kelangkaan koin digital buatan sosok anonim Satoshi Nakamoto itu.

Informasi saja, pasokan total Bitcoin hanya ada 21 Juta koin. Menurut data CoinMarketCap pada 4 Desember, saat ini jumlah Bitcoin yang beredar di pasar sebanyak 19,79 juta BTC. Sisanya tersimpan di wallet kripto dan sebagian besar dapat dihasilkan dari aktivitas penambangan Bitcoin. Meningkatnya permintaan investor terhadap Bitcoin akan membuat aset digital tersebut semakin langka sehingga berdampak pada peningkatan harganya. 

Chief Investment Officer dari Fundstrat, Tom Lee, menyatakan bahwa terbatasnya pasokan Bitcoin di pasar bisa menjadi faktor penentu ketika harga melampaui angka 100.000 dolar AS. Menurut Lee, kondisi ini dapat memicu terjadinya kekurangan pasokan yang signifikan. "Banyak pihak, termasuk bursa kripto, yang khawatir dengan semakin berkurangnya Bitcoin yang tersedia di pasar," jelas Lee, dikutip dari CNBC.

Seiring mendekatnya harga Bitcoin menuju angka 100.000 dolar AS, Lee memprediksi akan terjadi "kejar-kejaran" dari para investor yang ingin mendapatkan Bitcoin. Ia menambahkan, hal ini mungkin bisa memicu terjadinya lonjakan harga dalam waktu singkat.

Tidak hanya itu saja, Tom Lee juga berbicara tentang prediksi jangka panjangnya untuk Bitcoin. Ia memproyeksikan bahwa dalam 12 bulan mendatang, harga Bitcoin bisa naik hingga 150% dari harga saat ini, yang artinya Bitcoin masih bisa mencapai angka 250.000 dolar AS (sekitar Rp4 miliar). Lee berpendapat bahwa potensi kenaikan harga ini sangat mungkin tercapai, mengingat siklus harga Bitcoin yang terus meningkat.

Pada saat artikel ini ditulis, Bitcoin berada di kisaran 95.844 dolar AS (sekitar Rp1,53 miliar). Angka ini semakin mendekati harga psikologis 100.000 dolar AS, yang diperkirakan akan menjadi titik balik penting bagi pergerakan harga Bitcoin berikutnya.