Tether Cetak Satu Miliar USDT untuk Perkuat Cadangan, Komunitas Kripto Pertanyakan Transparansi Stablecoin Ini
USDT, stablecoin milik Tether. (Foto; Dok. TokenInsight)

Bagikan:

JAKARTA - Tether, perusahaan yang mengelola stablecoin terbesar di dunia, USDT, baru saja menambah cadangan mereka dengan mencetak satu miliar USDT. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari 'pembaruan inventaris' di jaringan Ethereum.

USDT adalah mata uang kripto yang nilainya diikat dengan dolar AS. Tujuannya adalah untuk memberikan stabilitas harga dan likuiditas bagi para pengguna kripto. Namun, USDT juga sering dikritik karena kurang transparan dan rentan terhadap manipulasi.

CEO Tether, Paolo Ardoino, mengatakan bahwa pencetakan USDT tambahan ini adalah untuk mempersiapkan permintaan penerbitan dan pertukaran rantai di masa depan. Dia menambahkan bahwa token-token ini masih berada di kas Tether sebagai 'otorisasi namun belum diterbitkan'. Artinya, token-token ini belum beredar di pasar.

Pencetakan USDT ini mirip dengan praktik keuangan tradisional, di mana perusahaan mempertahankan stok yang optimal untuk memenuhi permintaan tanpa menimbun barang. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas dan akuntabilitas Tether.

Platform pelacakan blockchain Whale Alert melaporkan pencetakan USDT ini pada 25 Desember, dan mendapat berbagai reaksi dari komunitas kripto. Beberapa menganggap ini sebagai prosedur operasional standar, sementara yang lain meragukan transparansi dan dampaknya terhadap pasar kripto, termasuk harga Bitcoin.

Tether telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat selama setahun terakhir. Menurut data CoinGecko, kapitalisasi pasarnya naik hampir 38% sejak Januari 2023, mencapai $91 miliar (Rp1.412,7 triliun). Tether juga terlibat dalam berbagai aktivitas terkait Bitcoin, seperti penambangan dan pengelolaan cadangan.