Bagikan:

JAKARTA - Berdasarkan data terbaru Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi aset kripto di Indonesia pada bulan Juli 2024 mencapai Rp42,34 triliun.

Angka tersebut naik sebesar 3,69 persen dari bulan sebelumnya yang mencatatkan nilai Rp40,83 triliun. Peningkatan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar kripto yang paling dinamis di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data dari platform crypto exchange, Tokocrypto menyebutkan beberapa aset kripto yang paling banyak diminati oleh investor Indonesia antara lain PEPE, USDT, Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH) dan Solana (SOL). 

Fenomena ini menunjukkan bahwa minat investor Indonesia tidak hanya terfokus pada aset kripto yang sudah mapan seperti Bitcoin, tetapi juga pada aset kripto baru yang sedang naik daun seperti PEPE.

"Tren ini menjadi indikasi bahwa para investor semakin cerdas dalam mengambil keputusan investasi, serta semakin siap menghadapi dinamika pasar kripto yang terus berkembang," kata CEO Tokocrypto Yudhono Rawis

Yudho juga mengingatkan di balik pertumbuhan yang pesat ini, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi, seperti volatilitas harga dan risiko penipuan.

Oleh karena itu, penting bagi investor untuk selalu melakukan riset yang mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam aset kripto.

“Secara keseluruhan, perkembangan ini mencerminkan momentum positif bagi industri kripto di Indonesia, dengan potensi pertumbuhan yang masih sangat besar di masa depan,” tutup Yudho.