JAKARTA – Penerbit stablecoin USDT, Tether baru saja merilis laporan keuangannya untuk kuartal keempat tahun lalu. Dalam laporan tersebut, Tether mengumumkan bahwa mereka mencatatkan laba sebesar 700 juta dolar AS (Rp10,6 triliun) pada kuartal terakhir.
Perusahaan ini menyatakan bahwa mereka telah menginvestasikan kembali keuntungan tersebut untuk memperkuat cadangannya. Pada akhir tahun 2022, Tether memiliki cadangan yang melebihi 960 juta dolar AS.
Aset perusahaan ini mencapai 67 miliar dolar AS (setara Rp1 kuadriliun) dengan kewajiban sebesar 66 miliar dolar AS, yang hampir seluruhnya terkait dengan token digital yang diterbitkan. Tether juga mengatakan bahwa mereka tidak memiliki surat berharga dalam cadangannya.
Tahun 2022 merupakan tahun yang sulit bagi dunia kripto, di mana harga aset digital turun drastis dan beberapa perusahaan seperti FTX, Celsius, dan Terra Luna gulung tikar. Namun, Tether berhasil mencapai hasil yang baik meskipun kondisi tersebut.
Chief Technology Officer Tether, Paolo Ardoino, menyatakan bahwa perusahaannya "membedakan dirinya dari para pelaku industri yang tidak baik" dengan tetap kuat dan stabil selama masa-masa sulit.
BACA JUGA:
"Setelah akhir yang penuh gejolak pada tahun 2022, Tether sekali lagi membuktikan stabilitasnya, ketahanannya, dan kemampuannya untuk menangani pasar yang menurun dan peristiwa black swan, yang membedakannya dari aktor-aktor jahat di industri ini,” kata Ardoino, dikutip DailyCoin.
“Kami tidak hanya dapat dengan lancar mengeksekusi lebih dari 21 miliar dolar AS (sekitara Rp318 kuadriliun) dalam penebusan selama peristiwa kacau tahun ini, tetapi di sisi lain Tether telah menerbitkan lebih dari 10 miliar USDT, sebuah indikasi pertumbuhan organik yang berkelanjutan dan adopsi Tether," tambahnya.
Ardoino menambahkan bahwa Tether adalah "kekuatan pendorong" dalam upaya kripto untuk mendapatkan kembali kepercayaan di dalam industri. "Kami bangga dengan bagaimana Tether terus menjadi kekuatan pendorong dalam membangun kembali kepercayaan dalam industri kripto dan kami bertekad untuk terus memberikan contoh positif bagi rekan-rekan dan pesaing kami."
Saat ini USDT telah menjadi stablecoin terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya senilai lebih dari 68 miliar dolar AS atau sekitar lebih dari Rp1 kuadriliun. Nilai ini melampaui stablecoin pesaingnya, USDC Circle dan BUSD Binance.