Galak di Medsos Buat Microsoft Nilai Netizen Indonesia Tak Sopan Se-Asia Tenggara
Ilustrasi (Photo by camilo jimenez on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Keramahtamahan warga Indonesia memang patut dibanggakan, tapi agaknya lain cerita jika di dunia maya atau media sosial (medsos). Pasalnya menurut survei Digital Civility Index (DCI) 2020 yang dibuat Microsoft, sikap netizen Indonesia justru mendapat rangking paling bawah dari 32 negara di dunia.

DCI merupakan survei tahunan dari Microsoft yang ditujukan untuk “mempromosikan interaksi online yang lebih aman, lebih sehat, dan lebih saling menghormati di antara semua orang”. Dalam survei ini, Microsoft menanyakan ribuan responden dari berbagai kalangan usia dan negara berbeda seuai kategori perilaku, seksual, reputasi, serta pribadi/mengganggu.

"Studi tahunan kesopanan digital ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi positif secara online," sebut Liz Thomas selaku Regional Digital Safety Lead, Asia-Pacific, Microsoft yang dikutip dari Mashable.

Secara garis besar, Indonesia menempati rangking ke 29 dari 32 negara yang disurvei Microsoft. Kita hanya lebih unggul dari Meksiko (DCI 76), Rusia (DCI 80), dan Afrika Selatan (DCI 81) dalam hal kesopanan online di survei tersebut.

Singapura jadi negara Asia paling sopan di survei tersebut, di mana mereka memiliki skor 59 dan menempati posisi ke-4 di dunia setelah Belanda, Britania Raya, dan AS.

Skor Penilaian

Sistem penilaian diambil berdasarkan skala dari nol hingga 100, dengan skor yang lebih rendah mencerminkan tingkat perilaku dan risiko online yang lebih buruk. Pada dasarnya, setiap negara memulai survei dengan nilai 100 poin.

Ada tiga risiko yang dipaparkan Microsoft dalam penilaiannya, yakni hoaks dan scam (bertambah 13 poin), ujaran kebencian (bertambah 5 poin), dan diskriminasi (berkurang 2 poin). Dari laporan DCI 2020, Microsoft menemukan tingkat kesopanan netizen Indonesia justru memburuk dari tahun sebelumnya yang membuatnya turun 8 poin ke skor 76.

Alasannya Indonesia dinilai tak sopan karena tingginya aktivitas netizen tanah air terpapar hal-hal negatif di Internet. Bisa dibilang, konten-konten negatif itu menjadi santapan sehari-hari netizen Indonesia di dunia maya, termasuk medsos. 

Hal-hal negatif inilah yang dinilai menggerus kesopanan netizen Indonesia di dunia maya. Laporan DCI 69 persen koresponden mengatakan tindakan yang paling umum dilakukan netizen Indonesia ketika berinteraksi di dunia maya adalah membela diri dalam memberikan komentar ketika memperlakukan orang lain di media sosial.

Menariknya, kelompok remaja tidak memberikan kontribusi positif ataupun negatif terhadap skor kesopanan netizen Indonesia 2020. Kemerosotan kesopanan netizen negara kita, menurut survei itu, sepenuhnya didorong oleh netizen dewasa yang bertambah tidak sopan sebanyak 16 poin.

"Tidak ada perubahan skor DCI untuk netizen Indonesia kalangan muda tapi penurunan minus 16 poin di orang-orang dewasa di Indonesia," tulis Microsoft

Meski demikian, sebanyak 42 persen responden Indonesia mengatakan kesopanan online lebih baik selama masa pandemi COVID-19. Responden menyebut, mereka merasa kesopanan online meningkat berkat rasa kebersamaan yang lebih besar dan menyaksikan orang membantu orang lain.

Hanya 47 persen responden mengaku terlibat dalam insiden intimidasi, dengan 19 persen responden mengatakan mereka menjadi sasaran bully atau perundungan. Netizen milenial Indonesia jadi yang paling terpukul dengan kasus bully online ini.