Bagikan:

JAKARTA - Telegram Messenger mengungkapkan kebingungannya setelah denda terhadapnya dan perusahaan teknologi besar lainnya dicabut di Rusia. Google, YouTube, Meta, TikTok, dan Telegram tidak lagi terdaftar sebagai debitur dalam database penagih negara, menurut catatan online pekan ini.

"Telegram tidak memiliki aset, kantor, karyawan, atau peralatan di Rusia," kata juru bicara Telegram kepada Reuters pada Jumat. "Tanpa keberadaan di sana, kami tidak memiliki visibilitas mengenai alasan mengapa denda terhadap Telegram dan perusahaan lainnya dicabut."

Telegram mencatat bahwa beberapa media berita Rusia melaporkan bahwa denda tersebut mungkin dibatalkan karena penagih tidak dapat menemukan aset yang dapat disita secara paksa.

Rusia telah berselisih dengan perusahaan teknologi asing terkait konten yang dianggap ilegal dan kegagalan untuk menyimpan data pengguna secara lokal, perselisihan yang semakin memanas setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Telegram banyak digunakan di Rusia, baik untuk mengirim pesan maupun sebagai sumber berita. Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, meninggalkan Rusia pada 2014 setelah kehilangan kontrol atas perusahaannya sebelumnya dan kini memiliki kewarganegaraan ganda Uni Emirat Arab dan Prancis.