Bagikan:

JAKARTA - Dalam satu dekade terakhir para astronom telah menemukan 30.039 asteroid yang bertengger di dekat Bumi. Penemuan ini berkat teknologi canggih yang mampu mendeteksi benda langit itu dengan cepat.

"Sebagian besar dari ini ditemukan dalam dekade terakhir, menunjukkan bagaimana kemampuan kita untuk mendeteksi asteroid yang berpotensi berisiko meningkat dengan cepat," kata Badan Antariksa Eropa (ESA) dalam keterangannya yang dikutip Selasa, 18 Oktober.

Sebuah asteroid bisa digolongkan dekat Bumi atau NEA karena dia merupakan benda berbatu mengorbit Matahari di jalur yang membawa mereka dekat dengan orbit Bumi, dan beberapa berpotensi menabrak planet ini.

Dijelaskan ESA, ketika lintasannya membawanya dalam 1,3 unit astronomi (AU) dari Matahari. Satu unit astronomi adalah jarak antara Matahari dan Bumi (93 juta mil) sehingga banyak yang masih cukup jauh dari planet ini.

Untungnya, para ahli dapat mendeteksi posisi mereka dan apakah mereka akan menabrak Bumi hingga ratusan tahun ke depan.

"Objek baru diamati dari waktu ke waktu, gerakan mereka dipelajari dan hanya dengan beberapa titik data dari malam yang berbeda posisi masa depan mereka dapat diprediksi. Tergantung pada jumlah dan kualitas pengamatan, ini dapat memperpanjang beberapa dekade, bahkan ratusan tahun ke depan," ujar astronom di Pusat Koordinasi Objek Dekat Bumi ESA, Marco Micheli.

NEA membentuk sekitar sepertiga dari satu juta asteroid yang ditemukan sejauh ini di Tata Surya. Sebagian besar dari mereka berada di sabuk asteroid antara Jupiter dan Mars.

Dari 30.039 NEA, diperkirakan ada sekitar 10.000 yang berdiameter lebih dari 460 kaki, dan 1.000 berdiameter lebih besar dari 3.280 kaki.

NEA pertama yang ditemukan disebut 433 Eros oleh astronom Jerman Carl Gustav Witt di Observatorium Berlin pada 13 Agustus 1898. 422 Eros dikenal karena bentuknya yang aneh, yakni memanjang dan komposisinya berbatu, orbit asteroid itu membawanya ke jarak sekitar 13,5 juta mil dari Bumi, 57 kali jarak Bulan.

Selain menjadi yang pertama ditemukan NEA, 433 Eros menjadi asteroid pertama yang diorbit oleh pesawat ruang angkasa dan yang pertama mendarat di atasnya.

Pesawat itu, NEAR Shoemaker yang mempelajari Eros dari orbit dekat selama satu tahun sebelum mendarat di permukaannya pada Februari 2001.

Dalam upaya untuk mengatasi ancaman asteroid, NASA membentuk program pertahanan planet yang mencakup misi Double Asteroid Redirection Test (DART).

DART diluncurkan dari California November dan akhirnya menyelesaikan perjalanan 10 bulannya ketika menabrak asteroid Dimorphos bulan lalu.