Bagikan:

JAKARTA – Dengan canggihnya teknologi antariksa saat ini, seluruh jenis asteroid seharusnya dapat terdeteksi saat mendekat ke arah Bumi. Namun, ada sebuah asteroid yang berhasil mendekat ke Bumi tanpa terdeteksi.

Asteroid ini diberi nama 2024 UQ. Objek astronomi ini berukuran satu meter dan terdeteksi oleh instrumen Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) sekitar dua jam sebelum memasuki atmosfer Bumi. Untungnya, 2024 UQ hanya berukuran satu meter.

Mengutip dari laporan Space, asteroid ini terbakar di atas Samudra Pasifik, tepatnya di dekat California. Meski tidak ada bahaya yang ditimbulkan, muncul pertanyaan mengapa jaringan ATLAS baru mendeteksi asteroid saat jaraknya sudah sangat dekat.

Jika masalah ini hanya terjadi pada ATLAS, jaringan yang didanai NASA, permasalahan teknologi mungkin menjadi alasannya. Namun, Pusat Koordinasi Objek Dekat Bumi (NEOCC) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) juga tidak mendeteksi kehadiran 2024 UQ.

"Karena lokasi objek di dekat tepi dua bidang yang berdekatan, kandidat tersebut (asteroid 2024 UQ) dikenali sebagai objek yang bergerak hanya beberapa jam kemudian," kata ESA melalui Buletin November.

Ini merupakan asteroid ketiga yang terlambat dideteksi oleh instrumen pemantau asteroid. Asteroid pertama adalah 2024 BX1 yang berukuran 1 meter dan tercatat oleh sistem sekitar beberapa jam setelah hantaman terjadi.

BX1 terbakar di atas Berlin pada Januari 2024. Sementara itu, asteroid kedua adalah 2024 RW1. Asteroid ini meledak di atas Filipina pada 4 September 2024 dan menjatuhkan sejumlah bola api ke negara tersebut.