JAKARTA - Sebuah asteroid kecil minggu lalu melesat di kawasan Ontario selatan, Kanada. Untungnya, asteroid ini tidak menimbulkan bahaya untuk Bumi tetapi kemungkinan menyebarkan meteorit kecil di garis pantai selatan Danau Ontario.
Dijuluki Asteroid 2022 WJ1, ia memiliki lebar sekitar 1 meter, dan terdeteksi tiga setengah jam sebelum terjun ke Bumi, menjadikan peristiwa ini keenam kalinya dalam sejarah sebuah asteroid kecil telah dilacak di luar angkasa sebelum memasuki atmosfer bumi.
“Komunitas pertahanan planet benar-benar menunjukkan keterampilan dan kesiapan mereka dengan tanggapan mereka terhadap peristiwa peringatan singkat ini,” ungkap manajer program Pengamatan Objek Dekat Bumi (NEOO) untuk Kantor Koordinasi Pertahanan Planet (PDCO) di Markas Besar NASA di Washington, AS, Kelly Fast.
Asteroid 2022 WJ1 itu ditemukan oleh Catalina Sky Survey yang didanai NASA pada malam 18 November selama operasi pencarian rutin untuk objek dekat Bumi.
Pengamatan dengan cepat dilaporkan ke Minor Planet Center (MPC) untuk pengukuran posisi benda langit kecil dan data tersebut kemudian secara otomatis diposting ke laman online NEOO.
Sistem penilaian bahaya dampak NASA Scout, yang dikelola oleh Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEOS) di Jet Propulsion Laboratory di California Selatan, secara otomatis mengambil data baru dari halaman itu dan mulai menghitung kemungkinan lintasan objek dan dampaknya.
CNEOS menghitung setiap orbit asteroid dekat-Bumi yang diketahui untuk memberikan penilaian potensi bahaya dampak dalam mendukung PDCO NASA.
Tujuh menit setelah informasi asteroid itu dipublikasikan, NASA Scout telah menentukan asteroid tersebut memiliki kemungkinan 25 persen untuk menghantam atmosfer bumi, dengan kemungkinan lokasi tumbukan yang membentang dari Samudra Atlantik di lepas Pantai Timur Amerika Utara hingga Meksiko.
Saat Catalina Sky Survey terus melacak asteroid selama beberapa jam berikutnya, NASA Scout menggunakan data baru ini untuk terus memperbarui lintasan asteroid dan penilaian sistem tentang kemungkinan dampak.
Sebanyak 46 pengamatan posisi asteroid akhirnya dikumpulkan, yang terakhir dilakukan hanya 32 menit sebelum tumbukan oleh teleskop Universitas Hawaii di Mauna Kea.
Seperti yang diperkirakan, pada pukul 03:27 EST, asteroid itu melesat melalui atmosfer Bumi pada sudut yang dangkal dan kemudian pecah, kemungkinan menghasilkan hujan meteorit kecil dan tidak meninggalkan kerusakan parah.
NASA Diminta Deteksi Asteroid yang Lebih Besar
Namun dengan adanya peristiwa ini, NASA ditugaskan untuk mendeteksi atau melacak objek dekat Bumi yang jauh lebih besar serta dapat bertahan melewati atmosfer Bumi dan menyebabkan kerusakan di darat.
"Dampak yang tidak berbahaya seperti itu menjadi latihan spontan di dunia nyata dan memberi kami keyakinan bahwa sistem pertahanan planet NASA mampu menginformasikan respons terhadap potensi dampak serius dari objek yang lebih besar," jelas Fast.
BACA JUGA:
Untuk asteroid ukuran yang lebih besar, NASA diminta mendeteksinya lebih awal daripada objek kecil seperti Asteroid 2022 WJ1.
Asteroid kecil semacam itu tidak berbahaya bagi Bumi, tetapi dapat menjadi ilmu yang berguna bagi kemampuan pertahanan planet NASA untuk penemuan, pelacakan, penentuan orbit, dan prediksi dampak.
Melansir Digital Trends, Senin, 28 November, ketertarikan pada pertahanan planet telah meningkat baru-baru ini melalui uji coba pesawat ruang angkasa Double Asteroid Redirection Test (DART), yang berhasil mengubah orbit asteroid dengan menabraknya.
Sayangnya, mampu mengubah jalur asteroid hanyalah setengah dari masalah, separuh lainnya NASA harus menemukan asteroid berpotensi berbahaya yang mengancam planet ini.