Kehadiran Asteroid Besar di Penghujung Bulan Ramadan 1441 Hijriah
Ilustrasi meteor jatuh ke Bumi (aocaohenmang/Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Belakangan ini sejumlah fenomena antariksa seperti asteroid dan hujan meteor sering terjadi selama bulan Ramadan 1441 Hijriah. Beberapa di antaranya bahkan, diprediksi akan menyambangi Bumi jelang Hari Raya Idul Fitri.

Salah satunya Asteroid 1997 BQ atau 136795 yang diperkirakan bakal melintasi orbit Bumi pada Kamis, 21 Mei mendatang atau bertepatan dengan 28 Ramadan. Berdasarkan data yang diperoleh Center of Near Earth Object Studies (CNEOS) NASA, asteroid ini akan terlihat sekitar pukul 21.44 UT atau di Indonesia pukul 04.44 WIB.

"Berdasarkan jarak lintasannya, asteroid ini merupakan yang paling dekat dengan Bumi sekitar 6,16 juta kilometer, dan bergerak dengan kecepatan 11,68 kilometer per detik," demikian seperti dikutip dari laman resmi Pusat Sains Antariksa LAPAN (PUSSAINSA)

Menurut Peneliti Pusat Sains dan Antariksa LAPAN, Andi Pangerang, asteroid 1997 BQ memiliki ukuran 650 meter hingga 1,5 kilometer. Benda luar angkasa ini dikategorikan sebagai asteroid Apollo dan Potentially Hazardous Asteroid (PHA) dengan kelas spektral S.

Adapun asteroid kelas spektral S (siliceous) memiliki karateristik kandungan kimia yang didominasi oleh silika berbatu. Asteroid dalam kategori ini memiliki populasi sekitar 17 persen dari total asteroid yang telah ditemukan, bila dibandingkan dengan mayoritas asteroid kelas spektral C (carboneous) dengan komposisi material karbon.

Data pengamatan LAPAN (dok. LAPAN)

Asteroid jenis ini memiliki sumbu setengah panjang lebih besar dibandingkan dengan orbit Bumi (> 1 Satuan Astronomi, SA) tetapi jarak perhelionnya lebih kecil dibandingkan aphelion Bumi (< 1,017 SA). Beberapa di antaranya pernah mendekati Bumi adalah 2009 XO dan 2016 HP6, 2003 OC3, 1991 DG, dan 2008 TZ3.

"Beberapa asteroid Apollo bisa menjadi ancaman bagi penduduk di Bumi, apabila berada pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi. Salah satunya ada meteor Chelyabinsk yang memasuki atmosfer Bumi dan meledak di langit kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013 silam dengan ukuran 17 meter," jelas Andi.

Pancaran cahaya dari asteroid 1997 BQ 10 kali lebih terang ketimbang Asteroid 2009 XO yang juga pernah mendekati Bumi beberapa pekan lalu. Orbit asteroid 1997 BQ ini juga teramati sedikit lebih kecil dan bundar jika dibandingkan orbit 2009 XO, namun dengan kelonjongan yang cukup besar ketimbang orbit 2016 HP6.

Cara NASA Menangkal Asteroid Jatuh ke Bumi

Tak sedikit asteroid yang berterbangan di luar angkasa, sewaktu-waktu dapat jatuh dan menghantam Bumi. Beberapa di antaranya bahkan dapat menjadi ancaman serius untuk keberlangsungan Planet Bumi.

Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), punya sejumlah misi untuk menangkal jatuhnya asteroid yang berpotensi membahayakan planet Bumi. Salah satu caranya dengan menabrakan sebuah pesawat ruang angkasa untuk menghancurkan objek asteroid jadi bongkahan-bongkahan kecil, sebelum mendekati atmosfer Bumi.

Dihimpun dari National Geographic, misi luar angkasa ini dijuluki Double Asteroid Redirection Test (DART). Ini merupakan program antisipasi yang dirancang NASA dari segala kemungkinan asteroid atau objek luar angkasa mendekati Bumi.

Ilmuwan pertahanan planet NASA, Lindley Johnson mengatakan bahwa tidak semua asteroid yang akan mendekati Bumi bisa dihempaskan oleh DART. Sebab misi luar angkasa ini hanya akan dijalankan pada saat ancaman luar biasa bagi Bumi.

"Ada ratusan ribu asteroid di luar sana, dan kami ingin memisahkan asteroid yang harus kami jaga lebih dekat dan dipantau dari waktu ke waktu," kata Johnson.