Asteroid Dekat Bumi Berpotensi Berbahaya Ini Ditemukan Miliki Aktivitas yang Janggal
Asteroid dekat Bumi yang dijuluki Phaethon saai ini sedang menjadi perhatian, (foto: Arecibo Observatory/NASA/NSF)

Bagikan:

JAKARTA - Asteroid dekat Bumi yang dijuluki Phaethon saai ini sedang menjadi perhatian, pasalnya para ilmuwan menemukan adanya aktivitas yang janggal dari benda luar angkasa tersebut.

Para ilmuwan melihat asteroid Phaethon mengalami putaran yang semakin cepat. Menurut mereka, jarang sekali putaran pada asterid berubah.

Phaethon sendiri merupakan asteroid ke-11 yang diketahui menunjukkan perubahan dalam periode rotasinya, dan yang terbesar dari batuan luar angkasa itu dengan diameter rata-rata 3,4 mil.

Menariknya, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) akan meluncurkan misi DESTINY+ ke Phaethon pada 2024, dengan tujuan untuk terbang melewati batu ruang angkasa pada 2028, dengan begitu para ilmuwan dapat lebih akurat memprediksi orientasi asteroid selama terbang lintas pesawat ruang angkasa.

Pada gilirannya, para ilmuwan juga dapat mengamati lebih spesifik temuan mereka dari hasil data yang didapat misi DESTINY+. Sebelum misi ini diluncurkan, para ilmuwan lebih dahulu mempelajari asteroid yang berpotensi berbahaya itu.

Lebih lanjut, seorang ilmuwan planet di Observatorium Arecibo di Puerto Rico, Sean Marshall baru saja menciptakan model untuk menentukan bentuk Phaethon dalam persiapan untuk misi DESTINY+.

"Prediksi dari model bentuk tidak sesuai dengan data. Saat-saat ketika model paling terang jelas tidak sinkron dengan saat-saat ketika Phaethon benar-benar diamati paling terang. Saya menyadari ini dapat dijelaskan dengan periode rotasi Phaethon yang sedikit berubah pada beberapa waktu sebelum pengamatan 2021, mungkin dari mirip komet," ujar Marshall.

"Aktivitasnya ketika berada di dekat perihelion (titik dalam orbitnya yang terdekat dengan Matahari) pada Desember 2020," sambungnya.

Mengutip Space, Senin, 17 Oktober, Marshall menentukan bahwa model yang paling sesuai dengan data mencakup percepatan rotasi konstan, dengan kata lain, penurunan reguler periode rotasi Phaethon sebesar 4 milidetik per tahun.

Para ilmuwan masih mempelajari tentang Phaethon, dan misi DESTINY+ pasti akan mengungkap lebih banyak lagi.

Meskipun Phaethon cukup besar dan dekat ke Bumi untuk diberi label asteroid yang berpotensi berbahaya, namun para ilmuwan menyatakan benda langit itu tidak menimbulkan ancaman langsung ke planet ini.