JAKARTA - Malam ini sebuah asteroid besar empat kali ukuran Empire State Building atau sebesar 1.800 meter akan melintasi Bumi, yang dijuluki asteroid 1989 JA (7335).
Benda langit ini dikategorikan sebagai asteroid cukup berbahaya, namun tidak akan menimbulkan efek apapun terhadap Bumi, karena jaraknya yang masih terbilang sangat jauh.
"Bumi (masih) aman, karena asteroid melintas pada jarak 10 kali jarak Bumi dan Bulan," ungkap peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin kepada VOI, Jumat, 27 Mei.
Asteroid 1988 JA diketahui mengorbit matahari sekali setiap 570 hari atau lebih, kadang-kadang menukik agak terlalu dekat dengan Bumi. Pada hari ini, batu luar angkasa itu akan berayun dalam jarak sekitar 2,5 juta mil (4 juta kilometer) dari planet ini sekitar pukul 10:26 EDT atau pukul 21:26 WIB.
"Tidak digolongkan asteroid berbahaya karena melintas jauh dari Bumi," jelas Thomas.
Seperti yang dikatakan Thomas, karena jarak asteroid yang jauh itu bahkan tidak dapat disaksikan dengan mata telanjang sekalipun. Namun, NASA telah memberi label asteroid itu sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan besar pada Bumi, jika orbitnya berubah sedemikian rupa sehingga menempatkan batu pada jalur tabrakan dengan Bumi.
Selain itu, ukurannya juga sangat besar 1.800 meter dan relatif dekat dengan orbit Bumi. Ini akan menjadi asteroid terbesar yang melakukan pendekatan dekat ke Bumi sepanjang tahun, dan diperkirakan melesat dengan kecepatan sekitar 47.200 mph (76.000 km/jam).
Meski begitu, asteroid 1989 JA ini tidak akan terbang dekat Bumi lagi sampai 23 Juni 2055, ketika ia akan melewati sekitar 70 kali lebih jauh dari Bumi daripada Bulan.
Melansir Live Science, asteroid ini adalah salah satu dari lebih dari 29.000 objek dekat Bumi (NEO) yang dilacak NASA setiap tahun. NEO mengacu pada objek astronomi yang akan melintas dalam jarak sekitar 30 juta mil (48 juta km) dari orbit Bumi.
Lebih lanjut, asteroid 1989 JA juga merupakan asteroid kelas Apollo, yakni benda langit yang mengorbit matahari sementara secara berkala melintasi orbit Bumi.
Untuk mencegah bahaya yang ditimbulkam, NASA saat ini sedang menguji kemungkinan menjatuhkan asteroid yang berpotensi berbahaya keluar jalur menggunakan roket yang diluncurkan dari Bumi.
Pada November 2021, NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa yang disebut Double Asteroid Redirection Test (DART), yang akan bertabrakan langsung dengan asteroid Dimorphos selebar 530 kaki (160 meter) pada musim gugur 2022. Tabrakan tidak akan menghancurkan asteroid secara langsung, tetapi dapat mengubah jalur orbit batu sedikit.