Asteroid Seukuran Empire State Building Bakal Dekati Bumi Minggu Depan, Ilmuwan: Tak Berbahaya!
Asteroid besar akan mendekati Bumi, namun jaraknya masih tetap sangat jauh. (foto: dok. Nasa)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam beberapa minggu ke depan, sejumlah asteroid besar dan salah satunya hampir seukuran Empire State Building akan mendekati Bumi. Menurut data dari Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA, meskipun itu dekat, biasanya tidak memberikan ancaman nyata bagi planet kita.

“Secara astronomis, ini mendekati Bumi. Tapi dalam istilah manusia, mereka jutaan mil jauhnya dan bisa mendapatkan tidak lebih dekat dari jutaan mil jauhnya,” ungkap direktur CNEOS di NASA Jet Propulsion Laboratory, Paul Chodas.

Salah satu pendekatan terdekat adalah Asteroid 2021 TJ15, yang akan melewati Bumi pada hari Sabtu mendatang. Jarak asteroid ini persis dari Bulan ke Bumi atau setara 238.854 mil.

"Asteroid itu berdiameter 5,6 hingga 13 meter (18 hingga 42 kaki). Itu asteroid kecil yang jaraknya dari Bulan ke Bumi. Masih sangat jauh, tidak bisa menabrak Bumi, tidak ada kemungkinan itu," ujar Chodas.

Sementara itu mengutip ABC News, Senin, 18 Oktober, Asteroid lain disebut Asteroid 2004 UE, yang diperkirakan berukuran hingga 1246 kaki, atau kurang lebih sama dengan Empire State Building akan melakukan pendekatan terdekatnya pada 13 November, dengan jarak sekitar 2,6 juta mil dari Bumi.

Itu setara dengan lebih dari 11 kali jarak Bulan dari Bumi. Asteroid 2004 UE dianggap berukuran sedang. Sebagian besar asteroid yang dianggap dekat Bumi berukuran kecil atau sedang, mulai dari ukuran sekitar 984 kaki hingga 1968 kaki. Asteroid dekat Bumi yang dianggap besar bisa berukuran hingga 3280 kaki atau lebih besar.

Para ilmuwan yang melacak asteroid dekat Bumi menunjukkan bahwa hanya ada sedikit asteroid besar di dekat planet kita. Faktanya, sangat sedikit asteroid berukuran sedang dan besar yang mendekati Bumi sejak awal.

"Ada relatif sedikit asteroid besar. Asteroid dekat Bumi terbesar adalah sekitar 10 kilometer. Tapi hanya ada satu atau dua di antaranya," kata Chodas.

Chodas menambahkan, asteroid ditemukan melalui observatorium, kamera, teleskop, dan survei asteroid yang mencari pergerakan di langit malam. Setelah asteroid ditemukan, pusat NASA melacak pengukuran dan lokasinya, serta menghitung lintasan orbit untuk memprediksi pergerakannya di masa depan guna melihat apakah ada kemungkinan ia akan bersinggungan dengan Bumi. Namun, seberapa sering asteroid akhirnya akan menabrak Bumi?

"Selama 20 tahun terakhir melakukan ini, kami memiliki total empat asteroid kecil, yang telah diamati di ruang angkasa dan menuju Bumi. Asteroid itu juga telah berdampak pada atmosfer dan terbakar. Mereka menjadi bola api yang terang dalam setiap kasus," jelas Chodas.

"Dalam dua kasus, kami telah memperkirakan di mana mereka akan menabrak sebelumnya dan memperkirakan di mana menemukan meteorit. Ekspedisi telah dilakukan dan menemukan meteorit. Jadi matematika kami bekerja dengan cukup baik," imbuhnya.

Sementara itu belum lama ini probe asteroid terbaru NASA bernama Lucy lepas landas dari Kennedy Space Center di Florida. Nantinya, Lucy bakal menjalani misi 12 tahun untuk mempelajari beberapa asteroid yang dikenal sebagai Trojan di sekitar Jupiter.

Lucy akan menjadi pesawat ruang angkasa pertama yang mengunjungi asteroid ini, dengan harapan membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana planet-planet Tata Surya kita terbentuk dan bagaimana mereka berakhir dalam konfigurasi seperti saat ini.